Kehidupan manusia akan senantiasa berubah dan berkembang setiap waktunya. Saat ini kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari yang namanya perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih. Perubahan yang ada bukan menjadi satu hal perlu dihindari, akan tetapi hal utamanya adalah bagaimana kita dalam menyesuaikan dan menerima perubahan yang ada serta bagaimana menjadikan perubahan sebagai hal yang membawa dampak positif bagi kehidupan.
Perubahan teknologi membuat berbagai hal dapat dilakukan dengan serba instan. Berbagai perubahan mulai terjadi terutama dalam bidang sosial yaitu alat komunikasi. Gawai adalah alat komunikasi yang sudah menjadi hal lumrah bagi setiap orang di zaman sekarang. Bahkan jika ditanya hampir setiap orang kini sudah mempunyainya dan berstatus sebagai pengguna aktif gawai. Para penggunanya tidak hanya orang dewasa yang pada umumnya sudah memiliki kemampuan berpikir lebih, tapi juga anak-anak baik itu yang berstatus pelajar atau yang masih dibawah umur.
Fitur-fitur yang dihadirkan dalam gawai sebagai alat komunikasi diantaranya ada aplikasi seperti WhatsApp dan media sosial seperti Instagram, Facebook, Tiktok, dan lainnya. Selain fitur komunikasi, saat ini mulai marak adanya berbagai aplikasi game online seperti Mobile Legend, PUBG Mobile, Garena Free Fire, dan lain-lain. Maraknya game-game tersebut banyak membuat orang dewasa bahkan anak-anak tertarik untuk menginstal dan bermain game tersebut.
Kemudahan yang dihadirkan sangat menggiurkan setiap orang, sehingga banyak sekali orang mulai menggunakan teknologi digital dalam berbagai hal. Perkembangan ini tidak hanya menyentuh pada orang-orang dewasa saja tapi juga pada anak-anak bahkan yang dibawah umur pun sudah terdampak. Hal inilah yang memerlukan perhatian karena dikhawatirkan anak-anak menjadi kecanduan sehingga mempengaruhi tahap perkembangannya.
Meskipun game online dapat memberikan kepuasan dan kesenangan bagi pemainnya, namun perlu dipertimbangkan dampaknya terutama perkembangan kognitif anak. Perlu juga dipertimbangkan kembali bagaimana konten yang dihadirkan karena dapat berpengaruh pada sosial dan interaksi anak-anak di dunia nyata. Penggunaan gawai untuk bermain game online secara berlebihan dapat berpeluang menjadikan anak kecanduan. Hal ini membuat anak menjadi ketergantungan, sehingga jika tidak dituruti akan melakukan berbagai hal demi keinginannya untuk bermain. Selain itu, hal tersebut akan membuat anak lupa waktu dan mengenyampingkan perannya di dunia pendidikan.
Pendidikan bagi anak sangatlah penting karena berperan dalam membentuk kemampuan dan karakter mereka untuk menghadapi masa depannya. Sebagai peserta didik anak akan mengalami tiga jenis perkembangan yaitu perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan kepribadian dan sosial. Dalam hal ini, jika anak terlalu banyak menghabiskan waktu dalam bermain game online apakah akan mempengaruhi ketiga perkembangan tersebut? Tentu dengan sebagian besar waktunya diluangkan untuk game online akan mempengaruhi ketiga perkembangan tersebut terutama dalam hal kognitif.
Tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan media digital sudah meluas ke berbagai bidang. Bahkan hampir semua aspek kini telah tersentuh oleh perkembangan media digital. Akan tetapi, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana cara menyikapinya agar tidak terjerumus pada perubahan yang membawa dampak negatif. Salah satu perkembangan yang perlu menjadi perhatian saat ini adalah maraknya penggunaan gawai terutama penggunaannya dalam bermain game online.
Menurut Chairunisa (2022) game online adalah permainan yang biasanya dimainkan melalui jaringan internet dan sejenisnya, selalu menggunakan teknologi terkini seperti modem dan koneksi kabel. Game online merupakan salah satu terobosan dalam perkembangan dunia digital saat ini. Game online biasanya menampilkan gambar dan grafik yang bisa membuat pemain nyaman ketika sudah bermain.
Menurut data laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) yang bertajuk “Survei Penetrasi & Perilaku Internet 2023” dari 8.510 orang yang disurvei ada 23,29% yang pernah bermain game online. Dari kelompok tersebut sebagian besar yaitu 42,23% menghabiskan waktu lebih dari 4 jam per hari, 27,46% orang bermain 3-4 jam sehari, 11,94% bermain 2-3 jam sehari, dan 11,10% bermain 1-2 jam sehari, dan 7,26% bermain kurang dari 1 jam sehari.
Berdasarkan laporan We Are Social, Indonesia menjadi negara dengan jumlah pemain video game terbanyak ketiga di dunia. Laporan tersebut mencatat ada 94,5% pengguna internet berusia 16-64 tahun di Indonesia yang memainkan video game per Januari 2022. Informasi dari Data.ai (2023) merilis State of Mobile 2023 Gaming Report dan menyatakan bahwa negara Indonesia mencatatkan jumlah unduhan game mobile sebanyak 3,45 miliar pada tahun 2022, naik sekitar 320 juta dari tahun sebelumnya. Spesifik untuk pasar game android, Indonesia menempati urutan ketiga, di belakang Brasil dan India (Sari, 2023).
Data-data tersebut menunjukkan bahwa banyak pengguna internet berada di rentang usia 16-64 tahun dan dikemukakan juga bahwa Indonesia juga menjadi negara dengan jumlah unduhan game mobile 3,45 miliar pada tahun 2022 yang menunjukkan adanya peningkatan dari tahun sebelumnya. Selain itu penggunaan internet juga kebanyakan berada sekitar lebih dari 4 jam dalam sehari. Maka dari itu hal ini perlu menjadi perhatian khusus terutama bagi pelajar.
Kasus kecanduan game online sudah sering dijumpai di berbagai tempat. Bahkan jika mengamati lingkungan keluarga sendiri banyak adik atau anggota keluarga lain yang saat ini mulai kecanduan terhadap game online. Adapun dampak yang ditimbulkan pada seseorang jika sudah kecanduan game online adalah perilaku agresif, antisosial, berbicara kasar, dan mudah depresi (Sitepu, 2022).
Dengan penggunaan yang berlebihan maka akan membuat pelajar mengalami kecanduan. Berawal dari game sebagai sarana untuk hiburan dari kegiatannya sebagai pelajar, hingga berkembang dan menumbuhkan rasa penasaran atau candu terhadapnya. Hal inilah yang akan membuat para pelajar terhambat dalam perkembangannya terutama dalam kemampuan kognitif.
Menurut Sumanto, dkk (2020) kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir pada manusia. Piaget mengungkapkan bahwa kognitif menekankan pada tujuan atau kemampuan intelektual seperti knowledge, comprehension, application, analysis, dan synthesis. Kemampuan kognitif adalah salah satu dari tiga aspek yang ada perkembangan peserta didik. Terlalu sering bermain game online dapat mengganggu perkembangan kognitif anak. Sebab anak yang kecanduan akan cenderung banyak menghabiskan waktunya di layar digital. Waktu tidur dan pola makan mereka juga akan terganggu yang pada akhirnya berujung pada rasa malas dan mempengaruhi kognitifnya.
Game online merupakan bagian dari perkembangan zaman yang tidak dapat dihindari. Berbagai hal dapat berdampak baik jika kita bisa meresap dan mengaplikasikannya sesuai dengan porsinya. Terlalu banyak bermain game juga tidaklah baik pada perkembangan siswa. Baik itu bagi fisik mereka ataupun terhadap perkembangan kemampuan peserta didik yang meliputi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Jika perkembangan siswa di dunia pendidikan terganggu maka perlu menjadi perhatian khusus karena jika hal itu terjadi mereka akan menjadi apa di masa depan. Jadi penting bagi siswa dan pengawasan dari orang tua dalam menyeimbangkan dan meminimalisir dampak-dampak negatif dari game online dan dari perkembangan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H