Jody Yudha Permana (23) menghembuskan napas terakhirnya di kos pada pukul 21.30 WIB, dugaanya karena sering mengonsumsi mi instan dan begadang.
Jody Yudha Permana merupakan Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) Jurusan Pendidikan Bahas Jepang, diketahui ia merupakan mahasiswa akhir yang sedang menyusun skripsi, ia diduga memporsir pengerjaan skripsinya sehingga ia sering melakukan begadang dan tidak memperhatikan pola makannya hingga ia sakit.Â
Menurut saksi yang juga teman korban (Azan Akbar), saksi menjelaskan bahwa Jody sering muntah-muntah pada pagi dan sore hari kemudian mimisan, dugaannya karena Jody merasa tidak enak badan, sehari sebelum Jody meninggal ia sempat pergi bersama temannya untuk membeli tiket pulang ke kampung halamannya, namun di tengah perjalanan, Jody mengeluh kepada temannya tentang sakit perut, dan kemudian temannya membawa Jody kembali ke kos.
 (Azan Akbar) Sesampainya di Indomart Simpang Tiga Sekaran Jody mengeluh bahwa perutnya sakit, ucap Kasih Humas Polrestabes Semarang Kompol Untung Kistopo, dikutip dari TribunJateng.com
Setelah temannya mengantarkan Jody kembali ke kos tak berselang lama Jody menghembuskan napasnya pada pukul 21:30 WIB, temannya yang mengetahui keadaan Jody tersebut langsung menghubungi bapak kos, ketua Rt dan warga sekitar untuk memastikan kondisi Jody apakah benar-benar sudah tidak ada.Â
Tidak berlangsung lama pihak dari Polrestabes Semarang mengecek Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk proses pengidentifikasian.Â
Dari tim kepolisian menjelaskan bahwa tubuh Jody tidak ada kekerasan fisik pada benda tumpul dan kematiannya murni karena sakit yang dialaminya, ujar Kasih Humas Polrestabes Semarang Kompol Untung Kistopo, Selasa (20/12/22).Â
Saat ini jenazah Jody telah dikembalikan ke keluarganya dan tiba pukul 18:00 WIB, pihak Jody tidak menginginkan dilakukannya autopsi pada jenazah Jody, mereka ikhlas dan tidak akan menuntut pihak manapun.Â
Informasi terkait  kematian Jody di sampaikan secara langsung oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FES Universitas Negeri Semarang (UNNES) Dr. Eko Raharjo.Â
Dia baru saja menyelesaikan skripsi dan akan wisuda, tetapi dia sakit, padahal niatnya mau pulang untuk mengabari keluarganya bahwa sebentar lagi ia akan wisuda tapi Allah punya rencana lain, ucap Dr. Eko Raharjo.
Sementara itu pihak Universitas Negeri Semarang (UNNES) Zaenal Abidin saat di konfirmasi membantah pihaknya mengeluarkan pernyataan bahwa Jody meninggal karena terlalu banyak mengkonsumsi mi instan dan begadang.Â
Perlu saya luruskan bahwa pernyataan Jody meninggal karena makan mi instan dan sering begadang itu dari teman-teman kosnya, karena numpang di kosan adik kelasnya " kata Zaenal" dan pernyataan tersebut tidak bisa di jadikan pembenaran.
Mengenai wisuda karena Jody telah menyelesaikan skripsi, nama yang bersangkutan akan tetap mengikuti acara wisuda bersama wisudawan lainnya dan pihak Jody akan di undang untuk mewakili proses wisuda.Â
Jody akan tetap mendapatkan haknya sebagai sarjana karena telah menyelesaikan skripsi sebagai syarat kelulusan studinya.
Telepas dari itu memakan mi instan dan begadang yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai gejala penyakit, mengutip dari hello sehat dr. Andreas Wilson Setiawan mengungkapkan, mengonsumsi mi instan setiap hari dapat menyebabkan kekurangan nutrisi, memicu kenaikan berat badan, meningkatkan tekanan darah, menyebabkan gangguan pencernaan, dan memicu sindrom metabolik.
Lalu  menutip dari halodoc dr. Rizal Fadli menambahkan dampak dari begadang bagi tubuh antara lain sulit kosentrasi, rentan mengalami kecelakaan, munculnya berbagi penyakit serius, penurunan produksi hormon,dan beresiko memicu obesitas.
Jadi bisa disimpulkan bahwa mengonsumsi mi istan dan begadang yang terlalu sering dapat menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat berakibat fatal jika terus-menerus dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H