Mohon tunggu...
Lula Khizanatul Amalia
Lula Khizanatul Amalia Mohon Tunggu... Jurnalis - xoxo

Work hard, Work smart, Pray Hard

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Realis dalam Pandangan Hubungan Internasional Islam

17 Oktober 2019   09:59 Diperbarui: 17 Oktober 2019   10:07 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia yang bersifat Egois, sangatmementingkan kekuatan dan kekuasaan, Balance of Power, Struggle for Powermerupakan asumsi dasar dari Perspektif Realis dalam Hubungan Internasional.Realis sendiri muncul sesudah Perang Dunia kedua. Tokohnya yang sangatfenomenal adalah Hans J. Morgentau.

Dalam Hubungan Internasional Islam, konsepRealis terdapat dalam ayat Al-Qur'an surat Al-Baqarah:30. Ayat tersebutmemiliki arti "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yangakan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kamisenantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?, Tuhanberfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Dari sifat manusia 'membuat kerusakan danmenumpahkan darah' bisa dikaitkan kesesuaiannya dengan asumsi dasar dariperspektif realis. Dalam Hubungan Internasional Islam, dijelaskan bahwa, untukmengimbangi sifat manusia yang suka berbuat kerusakan tersebut, maka,Allah sertakan padanya seorang Rasul. Rasul sebagai utusan Allah bertugas untukmengarahkan manusia ke jalan yang benar. 

Untuk menyempurnakan seorang Rasul, Allahmembekalinya dengan sebuah ilmu dan menyampaikan segala perintah danlarangannya. Maka, manusia yang hakikatnya suka merusak ini bisa menjadikan apayang ada di alam semesta ini menjadi sebuah ilmu yang dapat dikembangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun