Mohon tunggu...
Andreas Lucky Lukwira
Andreas Lucky Lukwira Mohon Tunggu... wiraswasta -

mantan ketua angkatan, mantan kasir, mantan calo tiket sepakbola, mantan reporter tabloid kecantikan, mantan kernet Mayasari, mantan kordinator operasi bis malam....sekarang calo bis pariwisata plus EO tour kecil2an pengasuh akun @NaikUmum

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Iklan Konyol Ojek Online di KRL Commuter Line

10 Februari 2016   15:33 Diperbarui: 10 Februari 2016   17:41 1417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="Iklan Ojek Online di Commuter Line, Sumber: Kompas.com"][/caption]Beberapa waktu lalu saya melihat berita yang agak menggelitik, yakni adanya iklan ojek online (Grab Bike) di KRL Commutterline (sumber)

Iklan tersebut menjelaskan tidak enaknya naik KRL untuk mempromosikan produknya, diantaranya:

"Males desak-desakan? Kalo ngojek pake app yang cepat aja"; "Takut telat? mending pake app ojek yang cepat"; dan "Gak dapet pegangan? Mending pegang HP dan pesan ojek". 

Menurut saya iklan tersebut tidak patut untuk dipasang di KRL. Hal ini sama saja "merayu" penumpang KRL (yang selama ini sudah berkorban kenyamanan) untuk kembali ke jalan raya. Kontraproduktif dengan upaya mengajak orang-orang untuk naik angkutan umum, terutama angkutan massal (ojek apapun bentuknya tetap bukan angkutan umum, apalagi angkutan massal).  Apalagi yang dijual iklan Grab tersebut adalah sengsaranya naik KRL (sangat disayangkan PT KCJ kecolongan iklan seperti ini). 

Lain soal jika Grab mengiklankan produknya tidak di area transportasi massal, artinya target yang ingin didapat bukan khusus penumpang transportasi massal. Namun dengan dipasang di KRL, (tanpa perlu sekolah periklanan kita sudah tahu) target yang ingin didapat jelas adalah penumpang KRL. Tidak mungkin iklan yang dipasang di KRL menyasar penumpang Transjakarta atau Metromini. 

Hitung-hitungan Kemacetan Jika Iklan Grab Tersebut Berhasil

Akan sangat bahaya jika target Grab tercapai, mari kita hitung potensi kemacetan yang bisa terjadi. 

1 Kereta KRL bisa memuat 250 orang penumpang

1 rangkaian KRL terdiri dari 8-12 kereta

Asumsi KRL 10 kereta, maka jumlah penumpang yang diangkut adalah 250 orang x 10 gerbong = 2500 orang. 

Maka , andai iklan tersebut berhasil 'merayu' 1 rangkaian saja (dari ratusan pemerjalanan KRL per hari), maka akan ada 2500 ojek yang dibutuhkan. 

Mari kita hitung ruas jalan yang dibutuhkan. Asumsi 1 sepeda motor membutuhkan ruang jalan 2 meter persegi.

Maka 2500 orang tersebut membutuhkan 2500 sepeda motor x 2 meter persegi= 5000 meter persegi ruang jalan!!! 

Untuk kondisi saat ini saja jalanan sudah "desak-desakan" oleh kendaraan bermotor yang ada, maka kemana lagi ruang jalan yang bisa menampung penumpang-penumpang KRL tersebut? 

Maka sangat disayangkan dalam membuat iklan Grab tidak memperhatikan kondisi kapasitas jalan yang sudah sangat jenuh. 

Untuk itu saya berharap Grab lebih bijak dalam menyetujui konten iklan dari agen iklannya, juga PT KCJ agar lebih jeli dalam meneliti konten iklan yang mereka terima.  

Salam 

Andreas Lucky Lukwira

@NaikUmum

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun