Mohon tunggu...
Andreas Lucky Lukwira
Andreas Lucky Lukwira Mohon Tunggu... wiraswasta -

mantan ketua angkatan, mantan kasir, mantan calo tiket sepakbola, mantan reporter tabloid kecantikan, mantan kernet Mayasari, mantan kordinator operasi bis malam....sekarang calo bis pariwisata plus EO tour kecil2an pengasuh akun @NaikUmum

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Final Piala Presiden, Perhatikan Hal-hal Ini agar Tertib

16 Oktober 2015   09:23 Diperbarui: 16 Oktober 2015   10:23 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Mahaka sports Piala Presiden 2015 (Kompas.com)

Gelaran turnamen sepakbola Piala Presiden telah mencapai fase akhir, yakni pertandingan final dan perebutan tempat ketiga yang rencananya akan digelar pada akhir pekan ini (Minggu, 18 Oktober) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Persoalan menjadi pelik ketika yang masuk ke final adalah Persib Bandung, klub yang secara historis suporternya, Viking, memiliki perseteruan dengan suporter klub Persija Jakarta, Jakmania.

Beberapa pihak mulai dari menejemen klub Persib, Viking, hingga Jakmania sempat menolak berlangsungnya partai final di Gelora Bung Karno Jakarta atas alasan keamanan. Pertandingan sepakbola di GBK sendiri seringkali sulit dilangsungkan atas alasan keamanan. Ijin pertandingan sepakbola di Jakarta, sebagai ibukota negara, menjadi unik dibanding di wilayah lain karena perijinan pertandingan harus ke Mabes Polri, tidak hanya sebatas ijin ke Polda seperti di daerah selain Jakarta.

Seringkali Persija sebagai klub ibukota tidak dapat ijin keamanan untuk menggelar partai kandang di Jakarta. Salah 1 kejadian yang cukup menarik perhatian adalah gagalnya partai kandang  Persija, yang sejatinya tanpa penonton, melawan Persib di tahun 2013. Hingga akhirnya harus menggelar partai kandang di Sleman, Yogyakarta, yang juga berakhir dengan kisruh antar suporter.

Namun kekhawatiran tersebut seakan mendapat tantangan baik dari Kapolri, selaku pucuk pimpinan aparat keamanan, agar partai final Piala Presiden tetap berlangsung di stadion GBK. Kapolri secara tegas siap memberikan izin penyelenggaraan piala Presiden, dan tentunya dengan meminta dukungan masing-masing pihak, terutama suporter, untuk menjaga kondusifitas pertandingan final Piala Presiden.  

Dukungan para pemangku kepentingan sepakbola nasional untuk kesuksesan gelaran partai Final Piala Presiden menjadi penting, mengingat kelancaran sebuah pertandingan sepakbola tidak hanya tergantung oleh satu-dua pihak, seperti hanya dari kepolisian. Baik PSSI, BOPI, maupun Kemenpora sejauh ini pun turut mendukung keberlangsungan Piala Presiden.

Dukungan yang tidak kalah vital adalah dari kalangan suporter, baik suporter yang timnya bertanding yakni Persib Bandung, Sriwijaya FC, Arema, dan Mitra Kukar, maupun Jakmania selaku “tuan rumah”.

Suporter sendiri secara sosiologis bisa dilihat sebagai sebuah gejala post-modern di mana di dalamnya ada pembenaran atas pelanggaran konseptual sebagai pembaruan atas nilai-nilai konservatif (King, 1997). Pun demikian di Indonesia, suporter sepakbola seringkali membenarkan tindakan-tindakan yang secara hukum melanggar, seperti berkendara melebihi kapasitas kendaraan, naik sepeda motor tanpa helm, konvoi, hingga pembenaran atas pelemparan ke dalam lapangan. Sementara di sisi lain, suporter sepakbola adalah kelompok yang memiliki keinginan kuat dalam mendukung dan menonton tim pujaannya sehingga tidak ragu untuk melakukan berbagai hal demi mencapai tujuannya tersebut (Ward, 1990), termasuk di antaranya melakukan tindakan melanggar hukum.

[caption caption="Peran suporter sangat besar, tidak hanya sebagai pendukung tapi juga pencipta suasana"][/caption]

Selain sisi di atas, suporter memiliki ikatan sosial yang kuat didalam masing-masing kelompok suporter tersebut. Hal ini terlihat dari solidaritas yang terjadi jika salah satu anggota kelompok mereka mendapat perlakuan tertentu. Ikatan sosial sendiri dikelompokkan oleh Travis Hirschy menjadi 4 tipe yakni attachment, komitmen, keterlibatan, dan kepercayaan (Thompson, 1991). Semakin besar ikatan  terhadap ikatan sosial, maka semakin kecil seorang anggota kelompok (suporter) untuk melakukan penyimpangan.

Maka ikatan yang ada, mesti dimanfaatkan sebesar-sebesarnya oleh “pentolan” atau pemimpin kelompok suporter untuk mengendalikan anggota kelompoknya untuk tidak berbuat kriminal. Peran dari Ketua Umum Jakmania dan Ketua Umum Viking sangat penting untuk memastikan partai final Piala Presiden aman baik untuk suporter Bandung maupun untuk masyarakat Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun