Pada zaman dulu sebelum mengenal uang, orang-orang melakuan transkasi denga cara barter atau tukar menukar yang biasanya dalam bentuk barang. Orang mau menukarkan barang yang dimilikinya dengan barang lain yang dibutuhkan.Â
Seiring berjalannya waktu muncul benda-benda yang selalu dipakai dalam penukaran, benda-benda yang digunakan sebagai alat tukar ialah benda yang dapat diterima oleh umum. Dulu, orang romawi menggunakan garam sebagi alat tukar maupaun pembayaran. Kemudian muncul benda-benda lainnya yang digunakan sebagai alat tukar.
Di zaman sekarang, alat tukar dan alat pembayaran yang digunakan adalah uang, baik itu uang kertas maupun logam. Tapi berbeda disini, ditempat ini orang-orang bertansaksi menggunakan kreweng sebagai alat pembayarannya. Kok bisa? sebelum menjelaskan lebih jauh, terlebih dahulu penulis akan menceritakan tentang tempat ini.Â
Namanya Minggon Jatinan, berlokasi di Hutan Kota Rajawali kabupaten Batang. Apa itu Minggon Jatinan?
Minggon Jatinan merupakan tempat wisata kuliner, anak milenieal biasa mnyebutnya dengan food festival. dinamakan Minggon Jatinan karena berlokasi di Hutan Kota Rawali (HKR) Kab Batang, yang mana disitu banyak pepohonan menjulang tinngi layaknya pohon jati dan hanya ada pada hari minggu saja.Â
Minggon Jatinan dikemas dengan nuansa jadoel. Anda bisa bernostalgia dengan aneka jajan tradisional seperti kue leker, serabi, bubur candil, rambut nenek, gulali, rujak, es cendol, dan masih banyak lagi.
Setiap jajan tradisional dibungkus dengan daun pisang, karena ramah lingkungan. tidak hanya itu, penggunaan daun pisang juga dapat mengurangi sampah plastik yang sulit diurai.Â
Di samping itu, penjual berpakaian tradisional sehingga nuansa tempo doeloe terasa kental. Namun tidak meninggalkan nilai islami, terbukti semua penjual wanita mengenakan hijab.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!