Mohon tunggu...
Lukman Bin Saleh
Lukman Bin Saleh Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Guru Madrasah Aliyah NW Sambelia- Lombok Timur FB:www.facebook.com/lukmanhadi.binsaleh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rekor 200 Tahun Ditumbangkan Dahlan Iskan

9 Maret 2014   15:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:07 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan Berlumur Darah

Di kiri kanan ruas jalan itu bergelantungan ratusan kepala manusia. Digantung di dahan-dahan pohon. Tubuhnya sendiri dibiarkan teronggok begitu saja di tepi jalan. Tertutup semak belukar atau ditimbun tanah seadanya. Tubuh-tubuh yang sebenarnya tidak terlalu pas dikatakan tubuh. Karena hanya berupa tulang berbalut kulit. Kurus, hitam, kusam, penuh luka membusuk.

Pemandangan ini terjadi pada saat jalan itu dibangun oleh gubernur jendral Hindia Belanda, Herman Willem Daendels tahun 1808. Jalan dengan sebutan Jalan Raya Daendels atau Jalan Raya Pos. Karena setiap 4,5 Km didirikan pos sebagai tempat perhentian dan penghubung pengiriman surat. Kita sendiri sekarang lebih mengenalnya dengan Jalan Pantura. Membentang dari Panarukan-Jawa timur hingga Anyer-Jawa Barat.

Kesuksesan Daendels membangun jalan ini tidak lain berkat tekadnya yang keras dan kekejamannya. Setiap penguasa pribumi setempat diwajibkan menyelesaikan ruas jalan dengan panjang tertentu dan dalam waktu yang sudah dibatasi.

Para priyayi tersebut menyediakan pekerja. Jika gagal maka kepala priyayi tersebut beserta seluruh pekerjanya akan dipenggal dan digantung di dahan-dahan pohon di pinggir jalan. Ini untuk menakut-nakuti priyayi dan pekerja lainnya agar tidak berani menyalahi target yang sudah ditetapkan. Maka tidak heran korbanpun bertumbangan. Diperkirakan sekitar 15.000 nyawa pribumi melayang selama proyek ini dikerjakan. Entah karena sakit, disiksa mandor atau yang sengaja dipenggal.

Jalan ini sangat terkenal. Karena merupakan jalan terpanjang di dunia saat itu, ± 1.000 Km. Dan dikerjakan tidak lebih dari 1 tahun.

Apa Kabar Indonesia Merdeka?

Terlepas dari tragedi kemanusiaan akibat dibangunnya jalur Pantura. Ternyata itu adalah proyek pembangunan jalan yang paling spektakuler di bumi Pertiwi. Baik dari sisi panjangnya ataupun waktu pengerjaannya.

Sampai sekarang Indonesia belum pernah membuat jalan sepanjang itu dalam satu proyek. Apalagi waktunya hanya satu tahun. Pertumbuhan jalan raya Indonesia sangat lambat. Hanya bertambah 0,01% pertahun. Jauh tertinggal dari pertumbuhan kendaraan bermotor yang mencapai 11% pertahun. Kalau terus begini, beberapa tahun lagi Indonesia macet total. Bahkan sudah macet saat kita keluar dari halaman rumah.

Jalan tol juga memiliki cerita yang sama. Sejak jalan tol pertama Indonesia diresmikan tahun 1978. Yaitu tol Jagorawi. Sampai saat ini Indonesia memiliki jalan tol sepanjang 774 Km. Hanya bertambah 2 Km pertahun.

Kalah jauh dengan Malaysia. Malaysia yang dulu belajar membangun jalan tol dari Indonesia sekarang memiliki jalan tol sepanjang 3.000 Km. Juga China yang start pembangunan jalan tolnya lebih belakang dari Indonesia. Sekarang memiliki jalan tol sepanjang 60.000 Km.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun