Sepertia biasa, selepas sholat Maghrib anak-anak selalu meminta untuk menceritakan kisah-kisah para nabi, para sahabat dan kisah orang sholeh lainnya. Kali ini anak-anak minta diceritakan kisah Nabi Yusuf a.s.
Aura bertanya, "Bagaimana kondisi hubungan Nabi Yusuf a.s. dengan saudara-saudaranya?"
Papa menjawab, "Iblis meniupkan rasa kedengkian terhadap Nabi Yusuf a.s. ke dalam hati saudara-saudaranya, ketika mereka menyaksikan bahwa bapak mereka lebih mengutamakannya di banding mereka. Hal tersebut tentu saja membuat rasa dengki dan rasa iri berkobar di dalam hati mereka.
Kemudian mereka membentuk satu komplotan yang bersekongkol untuk menrencanakan apa yang akan mereka lakukan terhadap Nabi Yusuf a.s..
Ketika mereka datang menemui bapak mereka Nabi Yaqub a.s., segala rasa kedengkian yang ada dalam hati mereka sembunyikan , seraya berkata, "Wahai ayah kami, apa sebabnya ayah tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang menginginkan kebaikan baginya. BIarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya." (Q.S. Yusuf: 11-12).
Namun sesungguhnya mereka tengah merencanakan untuk membawa Nabi Yusuf a.s. ke tampat yang sepi, yang jauh dari pandangan bapak mereka. Mereka berpura-pura  mengajak Yusuf pergi untuk bermain-main bersama mereka.
Karena permintaan mereka yang bertubi-tubi kepada bapak mereka agar mereka diizinkan membawa Nabi Yusuf a.s. main bersama mereka, hati Nabi Yaqub a.s. pun menjadi luluh, dan ia pun memenuhi permintaan mereka. Akan tetapi, ia peringatkan kepada mereka agar tidak meninggalkan Yusuf a.s. sendirian agar tidak dimakan oleh serigala.
"Dan aku khawatir kalua-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah dari padanya." (Q.S. Yusuf: 13).
Setelah itu, saudara-saudara Nabi Yusuf a.s. segera berangkat ke tempat yang jauh dari tempat tinggal mereka. Kemudian mereka bicarakan perihal apa yang akan mereka perbuat terhadap saudara mereka ini. Apakah kita bunuh saja, atau apakah ad acara lain untuk mengenyahkannya?
Aurel bertanyan, setelah itu apa yang terjadi, Papa?"
Papa menjawab, "Mereka terbagi kepada dua kelompok. Satu kelompok menginginkan agar Nabi Yusuf a.s. dibunuh, sedangkan kelompok yang lainnya menginginkan agar Nabi Yusuf a.s. dibuang saja ke tempat yang jauh.
Akhirnya mereka mencapai kata sepakat untuk melemparkan Nabi Yusuf a.s. ke dalam sebuah sumur, dengan harapan agar ada sekelompok orang yang tengah melakukan perjalanan yang akan menemukannya di dalam sumur ini dan mereka jadikan dia budak mereka.
Nah, berikut ini kita dengarkan dialog yang terjadi di antara mereka, tatkala mereka tengah bersekongkol apa yang akan mereka lakukan terhadap Nabi Yusuf a.s.
Syam'un berkata, "Bunuhlah Yusuf, dan buanglah dia ke suatu daerah yang tidak dikenal, yang jauh dari pemukiman manusia. Supaya perhatian Bapak kalian tertumpah kepada kalian dan tidak ada lagi orang yang dapat merebut perhatian bapak kalian dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas ras cinta bapak kalian terhadap kalian. Setelah kalian bunuh Yusuf, hendaklah kalian menjadi orang-orang yang baik, orang-orang yang bertaubat kepada Allah SWT terhadap tindakan jahat kalian."
Akan tetapi, Yahuza berpendapat, "Janganlah kalian bunuh Yusuf. Sesungguhnya tindakan pembunuhan adalah sebuah tindakan criminal yang sangat  besar. Jika memang kalian benar-benar ingin mengenyahkannya, cukuplah kalian lemparkan dia ke dasar sumur sehingga tidak ada orang yang dapat melihatnya. Mudah-mudahan dia akan dipungut oleh musafir yang melewati jalan ini."
Anak-anak, begitulah sekilas cerita tentang rencana pembunuhan Nabi Yusuf a.s, yang dilakukan oleh saudara-saudaranya, semoga kita dapat mengambil hikmah dari cerita tersebut.
Wallaahu A'lam Bisshowab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H