KARAKTER PENDIDIKAN IDEAL
Pendidikan merupakan salah satu topik yang sangat menarik untuk di bahas dan di kaji, khususnya dunia pendidikan yang ada di indonesia. Dan tidak bisa kita pungkiri bahwa pendidikan adalah hal yang penting, dan semua orangpun secara tidak langsung memahaminya. Hal tersebut secara implisit tersampaikan, ketika saya bertanya kepada tukang becak di dekat Universitas Airlangga yang salah masuk ke tempat wudhu wanita "Bapak permisi bolehkah saya tanya" beliau pun menjawab "monggo". Dengan tersenyum saya bertanya "Bapak tadi salah masuk tempat wudhu ya, Di situkan tertulis tempat wudhu wanita" beliau menyahuti pertanyaan saya dengan jawaban yang lucu "aku iki mbecak mas duduk rektor, lek iso moco wis dadi rektor aku saiki". Dialog tersebut memiliki makna implisit bahwa sebenarnya pendidikan itu sangat penting untuk sebuah masa depan.
Terlepas dari masalah penting atau tidaknya sebuah pendidikan itu, pendidikan merupakan suatu bidang yang luas dan dinamis yang tidak hanya terpacu atau di samakan hanya dengan dunia persekolahan. Karena sifatnya yang luas dan dinamis maka pendidikan dapat diperoleh dari manapun dan kapanpun dimana seseorang tertarik akan sebuah pengetahuan. Akan tetapi dunia persekolahan juga sangat berperan terhadap maju atau tidaknya pendidikan di suatu negara. Sehingga setiap negara memiliki sistem yang berbeda-beda didalam pengimplementasian cara belajar yang efektif untuk memenuhi fungsi dari sekolah sebagai lembaga itu sendiri. Yaitu mempersiapkan individu untuk terjun ke jenjang selanjutnya, memberikan keterampilan, membentuk jiwa-jiwa manusia yang dapat bersosialisasi dan berbaur kepada masyarakat, serta mendidik dan mengajarkan norma-norma1.
Dengan adanya perbedaan sistem pendidikan di setiap negara, maka diperlukannya sebuah pembandingan sistem pendidikan antara negara satu dengan negara lainya yang bertujuan untuk mengetahui seperti apakah karakter pendidikan yang ideal terhadap suatu negara dan bagaimana proses suatu negara untuk mencapai sistem pendidikan terbaik. Untuk saat ini sistem pendidikan terbaik menurut OECD di dunia adalah finlandia. Di dalam sistem pendidikan di finlandia terdapat sebuah hal yang sangat di pentingkan untuk kemajuan pendidikannya, hal tersebut bukan lah excellency melainkan equality. Ketika semua negara berfikir bahwa excellency merupakan suatu indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dari sebuah sistem pendidikan, di negara finlandia lebih mengutamakan equality sebagai salah satu indikator yang menentukan keberhasilan suatu sistem pendidikan. Kenapa harus sebuah kesetaraan? Ya karena dengan adanya kesetaraan pendidikan di sebuah negara maka dapat di pastikan bahwa semua warga negara tersebut bisa lolos dengan apa yang dinamakan dari kebodohan. Sehingga equality harus lebih di prioritaskan di dalam suatu sistem pendidikan di setiap negara.
Indonesia seharusnya memaknai lebih tentang kesetaraan pendidikan, pentingnya negara indonesia memaknai kesetaraan pendidikan secara lebih adalah, karena jika berbicara mengenai kesetaraan pendidikan di indonesia maka di indonesia akan jauh dari cukup, karena masih banyak stigma dari masyarakat indonesia yang memaknai bahwa pendidikan di indonesia adalah hal yang mewah dan mahal. Sehingga masyarakat indonesia memiliki semangat yang rendah untuk menggapai pendidikan. Oleh karena banyaknya stigma yang tertanam di dalam masyarakat indonesia, yang menganggap pendidikan di indonesia adalah hal yang mewah dan mahal maka di perlukan adanya pembentukan kesetaraan pendidikan oleh pemerintah untuk menghapuskan stigma tersebut, sehingga munculnya semangat dari berbagai kalangan akan pentingnya pendidikan dapat terwujudkan dan menjadikan sistem pendidikan di indonesia bisa menjadi sistem yang terbaik. Kondisi kesetaraan pendidikan di indonesia saat ini pun masih dalam tahap yang membingungkan, karena kaburnya definisi kesetaraan pendidikan itu sendiri, yaitu apakah kesetaraan bermula padadari keterbatasan input sumber daya terhadap sekolah atau kesetaraan output dari luar sekolah 2. Jika melihat kesetaraan pendidikan melalui pandangan pertama maka seluh hal ikhwal yang menyangkut prasyarat terciptanya sebuah sekolah yang nondiskriminatif seperti guru yang berkualitas, sarana dan prasarana, dan yang lain-lain harus lah bisa dirasakan oleh semua siswa dalam aspek pelayanan, dan jika dilihat dari pandangan ke dua maka hal tersebut berarti tingkat kemampuan ekonomi dan cara lingkungan tempat siswa tinggal memperlakukan mereka harus bersifat nondiskriminatif 3. Di indonesia sendiri regulasi untuk mengatur kesetaraan pendidikan pun masih rancu salah satu nya adalah program BOS. Cara pemerintah dalam melakukan pendistribusian BOS justru memperlihatkan adanya pendiskriminasian, BOS diberikan berdasarkan jumlah siswa tertentu di suatu sekolah tanpa mempertimbangkan kemampuan lingkungan, oranga tua, dan siswa sendiri dalam upaya untuk mencapai hasil pendidikan yang maksimal, apakah sekolah di desa atau kota, negeri ataupun swasta, semua menerima dana BOS berdasarkan rumus yang sederhana yaitu kebutuhan anak per kepala 4.
Faktor lain yang mendukung sebuah sistem pendidikan untuk mencapai keberhasilanya adalah kualitas dari Pengajar serta sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pendidikan, didalam sistem pendidikan finlandia, guru atau tenaga pengajar di haruskan memiliki kualitas yang tinggi, sehingga output dari pembelajaran yang dilakukan berbanding lurus dengan kualitas tenaga pengajarnya itu sendiri. Jika di indonesia ketika siswa tidak bisa masuk dalam prodi kedokteran maka siswa itu memilih prodi di bawahnya yaitu pendidikan, akan tetapi di finlandia tidak seperti itu, melainkan semua guru harus memiliki kualitas yang setara dengan siswa kedokteran serta di finlandia Semua guru harus memiliki gelar master sebelum mulai mengajar. Di upaya memajukan dunia pendidikan finlandia, pemerintah finlandiajuga mengupayakan pengembangan sarana dan prasarana yang mendukung adanya efisiensi proses pembelajaran. Di indonesia pun seperti itu juga, akan tetapi biasanya di barengi dengan adanya ekonomisasi pendidikan. Di dalam realita dunia pendidikan di indonesia tidak terlepas dari apa yang dinamakan biaya seperti apa yang terpaparkan pada paragraf sebelumnya. Untuk dapat bersekolah di jenjang dasar kita di hadapkan sebuah realitas yang mengharuskan mengeluarkan dana sekitas 2 juta rupiah belum transportasi atau yang lainnya. Kalau di telisik lebih mendalam mengenai kenapa untuk merasakan pendidikan terasa begitu mahal bisa dikaitkan dengan imbas masalah korupsi yang berkepanjangan. dunia pendidikan di negeri ini terimbas oleh masalah korupsi yang berkepanjangan. Bandingkan dengan negara-negara maju yang begitu serius menggarap masalah pendidikan, misalnya saja Amerika Serikat dengan America 2000 : An Educational Strategy Inggris dengan Learning to Succeed : A Radical Look at Education Today and Strategy for the Future, Jepang sudah lama dengan Restorasi Meiji 4.
Keseriusan pemerintah serta campur tangan para cendekiawan muda saat ini sangat perlu dan sangat diperlukan. Masa depan bangsa ini di tentukan oleh apa yang kita perjuangkan saat ini, dan semoga tulisan kecil yang saya tulis ini dapat membuka hati para pembaca untuk turut membantu meringankan masyarakat kecil serta membentuk pribadi bangsa indonesia. Inilah Waktu kita untuk lebih memahami permasalahan bangsa ini.
Kesimpulan
Indonesia seharus nya mengutamakan kesetaraan dalam dunia pendidikan agar indonesia dapat mengubah kualitas pendidikan yang ada di indonesia saat ini, di bantu pula dengan pengembangan sarana dan prasarana serta peningkatan mutu dan kualitas pengajar yang ada di Indonesia. Kesetaraan dalam sistem pendidikan indonesia yaitu tidak menjadikan dunia pendidikan sebagai ajang untuk mencari untung atau dengan kata lain di sebut juga sebagai Ekonomisasi Pendidikan. Dan indonesia seharusnya lebih giat dalam mengontrol praktek korupsi karena hal tersebut secara tidak langsung berdampak buruk terhadap dunia pendidikan di indonesia.
Catatan Kaki
1. http://www.anneahira.com/sekolah-17139.htm
2. http://www.mediaindonesia.com - 25 januari 2010
3. Kesempatan dan kesetaraan pendidikan : Muhammad Wildan
4. Suara Merdeka, 25 Oktober 2004
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H