Berdasarkan data yang ditunjukkan oleh UNICEF, lebih dari sepertiga balita di negara berkembang mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan. Hasil studi lain juga menjelaskan bahwa 80% keterlambatan perkembangan anak disebabkan oleh kurangnya stimulasi. Periode emas pada anak merupakan waktu yang tepat untuk pengoptimalan perkembangan intelektual, emosi, sosial, dan motorik. Salah satu faktor yang berperan penting adalah peran orang tua. Orang tua dapat menciptakan lingkungan yang postif untuk menstimulasi perkembangan anak. Selain orang tua, kader kesehatan juga perlu memiliki kompetensi yang mumpuni dalam deteksi dini apabila terjadi keterlamatan perkembangan anak, sehingga intervensi dini dapat dilakukan. Hal ini dilakukan supaya mencegah dampak lanjutan berupa kesulitan belajar, gangguan bahasa, kesulitan dalam mengendalikan emosi, dan kesulitan dalam pengambilan keputusan.
Dengan demikian tim pengabdian masyarakat Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Negeri Semarang bekerja sama dengan Puskesmas Gunungpati, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang dalam pelaksanaan pelatihan perkembangan anak pada kader kesehatan. Tim pengabdi diketuai oleh Lukman Fauzi, S.K.M., M.P.H., dan beranggotakan Dr. Bambang Wahyono, M.Kes., dan Lely Tri Pangesti, S.Tr.Kes., M.K.M. selaku dosen program studi kesehatan masyarakat. Selain dosen, terdapat staf pendukung dan alumni yang terlibat, yaitu Mustafa Daru Affandi, S.T. dan Hendri Hariyanto, M.Epid.
Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Gunungpati, Kota Semarang dalam mengukur perkembangan anak menggunakan Denver Developmental Screening Test II (DDST II). Beberapa aktivitas yang dilakukan antara lain, pengukuran pengetahuan melalui pre-test dan post-test, pemberian materi mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak, dan pelatihan perkembangan anak dengan DDST II. Pelatihan dilakukan secara interaktif dengan media yang telah disediakan, yaitu lembar DDST II, buku panduan, dan alat-alat stimulasi perkembangan. Harapannya para kader kesehatan yang hadir dapat mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan setiap terdapat pemeriksaan anak di posyandu sehingga bisa dilakukan deteksi dini apabila terdapat keterlambatan dan bisa segera diintervensi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI