Perdebatan mengenai pemulangan Eks WNI kombatan ISIS menjadi perhatian publik beberapa Minggu lalu.Â
Polemik pemulangan tersebut sungguh menyita waktu semua pihak. Apalagi ketakutan akan dijadikannya Indonesia sebagai "ladang" aksi terorisme mereka telah mengakar di alam bawah sadar masyarakat.Â
Kasus intoleransi, radikalisme, dan terorisme merupakan salah satu pekerjaan berat negara ini. Beberapa kali aksi bom bunuh diri menyebabkan luka mendalam bagi korban. Hal ini  menjadikan mereka trauma yang mendalam atas pemulangan kombatan ISIS.
Atas hal itu, pemerintah melalui Menkopolhukam mengambil sikap tegas pada 11 Februari lalu dengan tidak memulangkan kombatan ISIS tersebut.
Ketika itu, Mahfud MD hanya mengatakan akan mempertimbangkan untuk memulangkan anak-anak yatim piatu kombatan ISIS.Â
Beberapa pihak sebenarnya telah mendesak pemerintah untuk memulangkan anak-anak tersebut. Sebut saja Setara Institut dan Komnas HAM.Â
Saya juga ketika itu sempat menuliskan mengapa anak-anak kombatan ISIS ini perlu dipulangkan. Tulisan tersebut mendapatkan hujatan di Twitter.Â
Baca juga: Netizen, di Mana Hati Anda Menyaksikan Anak-anak Eks ISIS Ini?
Mereka tidak memberikan argumentasi yang jelas, malah menyerang pribadi penulis. Ada yang mengatakan saya ISIS lah, pendukung teroris lah, dan sebagainya.Â
Mahfud MD di hadapan para wartawan menjelaskan bahwa pemerintah telah mengeluarkan sikap resmi akan anak-anak kombatan ISIS.Â
"Anak-anak di bawah 10 tahun yang yatim piatu itu akan dipulangkan, itu kebijakannya sudah resmi," ujar Mahfud MD di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (24/2/2020), (kompas.com).Â
Sungguh keputusan pemerintah yang akan memulangkan anak-anak kombatan ISIS ini menjadi angin segar bagi saya dan masyarakat Indonesia.Â
Ia juga menambahkan identitas anak-anak tersebut masih dirahasiakan. Pemerintah akan berfokus untuk memulangkan mereka terlebih dahulu.Â
Baca juga: Wawancara Eksklusif dengan Jurnalis yang Pernah Meliput di Kamp Eks ISIS
Identitas anak-anak tersebut memang tidak usah disebar ke publik. Tentu ini akan menjadi kekhawatiran bersama akan timbulnya stigma negatif kepada mereka.Â
Setelah keputusan ini, saya berharap tidak ada lagi debat tak bermutu di media sosial kita.Â
Pemulangan mereka harus sama-sama kita dukung agar mereka mendapatkan hidup yang layak. Tentu kita harus berikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Mahfud MD (pemerintah) atas kebijakan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H