Tahun 2001 merupakan tahun bergejolak bagi sejarah perpolitikan tanah air. Pada tahun ini, Gus Dur yang dipilih secara demokratis dilengserkan oleh elit politik.Â
Kekuatan elit politik itu menyeret beberapa organisasi mahasiswa. Para aktor kudeta memanfaatkan organisasi mahasiswa yang mereka pernah berada di dalamnya, yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Baca juga: Daftar Tokoh HMI yang Dinyatakan Gus Dur sebagai Musuh Politiknya
Kemudian Gus Dur dibela oleh kalangan Nahdlatul Ulama, terutama PMII di kelas mahasiswanya dan santri.Â
Konflik Gus Dur dan elit politik ini mengakibatkan terjadinya bentrokan HMI dan PMII di berbagai daerah. Tentu saja ini sangat memalukan.Â
Tercatat dalam tulisan saya sebelumnya yang berjudul "Jejak Kontroversi Fuad Bawazier Sebelum dan Setelah Gus Dur Dilengserkan" bahwa segerombolan santri (PMII) meminta agar HMI Cabang Bandung meminta maaf kepada Gus Dur karena telah menghinanya.Â
Kemudian pada awal November 2000, massa pendukung Gus Dur sedikitnya 20.000 orang santri di Jawa Timur menggelar aksi parlemen jalanan di DPRD setempat.Â
Mereka menuntut agar Akbar Tanjung dan Amien Rais mundur dari jabatannya. Kedua orang ini merupakan alumni HMI.Â
Sementara di Surabaya, kelompok pendukung Gus Dur sekitar 50 orang menduduki sekretariat HMI di sana. Mereka menilai HMI lah yang melakukan aksi di Jakarta sehari sebelumnya.Â
Mereka melakukan corat-coret bangunan sekretariat. Kemudian nyaris terjadi bangku hantam sesama aktivis HMI dan pendukung Gus Dur tersebut.Â
Lalu di Jakarta, puluhan ribu mahasiswa dan masyarakat pendukung dan kontra Gus Dur melakukan aksi. Nyaris saja di antara mereka semua terjadi bentrok.Â
HMI vs PMII tersebut telah dipetakan oleh Virdika Rizky Utama di dalam bukunya Menjerat Gus Dur. Ada beberapa organisasi mahasiswa dan pemuda pendukung dan kontra Gus Dur.Â
Baca juga: Peta Kekuatan Mahasiswa-Pemuda Pendukung dan Kontra Gus Dur
Terkadang untuk kepentingan politik, semua hal harus dikerahkan untuk mencapai tujuan itu. Begitulah yang terjadi hingga saat ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H