Mohon tunggu...
Lukman Hakim Dalimunthe
Lukman Hakim Dalimunthe Mohon Tunggu... Penulis - Founder Perpus Rakyat

Menulis untuk Hidup

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

3 Tokoh HMI yang Diusulkan Menjadi Presiden Ketika Gus Dur Dilengserkan

19 Februari 2020   11:51 Diperbarui: 19 Februari 2020   12:09 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baca juga: Daftar Tokoh HMI/KAHMI dalam Dokumen Pelengseran Gus Dur

Ketiga tokoh HMI ini tidak mendapatkan kesempatan menjadi presiden diakibatkan beberapa hal. 

Akbar Tanjung dinilai sebagai bagian dari Orde Baru tidak akan bisa diterima masyarakat dan kalangan PDIP atau PKB. Masih ada kebencian terhadap Golkar di segala kalangan. 

Sementara Amien Rais tidak diterima PDIP. Sebagian besar anggota PDIP merasa sakit hati atas manuver Amien Rais pada pemilihan presiden 1999. Ia juga akan ditolak banyak kalangan karena mempunyai cita-cita mendirikan negara Islam. 

Dan terakhir Nurcholish Madjid merupakan tokoh yang layak secara intelektual dan moral kebangsaan dan keislaman. Tetapi sayangnya Cak Nur menjauh jarak dari politik dan tetap memilih menjadi intelektual dan guru bangsa, dan berada di atas semua golongan. 

Beliau merupakan tokoh yang sangat dikagumi adik-adiknya di HMI. Beliau representasi intelektual yang telah HMI buktikan kepada dunia.

Baca juga: Isi Dokumen Pelengseran Gus Dur yang Ditulis Fuad Bawazier kepada Akbar Tanjung

Virdika Rizky Utama menuliskan di halaman 174 buku Menjerat Gus Dur bahwa bagi Cak Nur kekuasaan adalah urusan partai politik. Ia juga menambahkan itu kelemahan Nurcholish. 

Itulah 3 tokoh HMI yang akan dijadikan presiden ketika Gus Dur dilengserkan. Walaupun pada akhirnya mereka hanya sebatas wacana. 

Begitulah jebolan HMI. Di segala lini bidang ada alumni HMI. Cendikiawan muslim, pengusaha, birokrat, politikus, dan sebagainya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun