Mohon tunggu...
Lukman Hakim Dalimunthe
Lukman Hakim Dalimunthe Mohon Tunggu... Penulis - Founder Perpus Rakyat

Menulis untuk Hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Publik Salah Paham atas Pernyataan Kepala BPIP? Salah Satunya Penyebab Media

13 Februari 2020   12:29 Diperbarui: 13 Februari 2020   15:46 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: akun twitter @BPIPRI

Coba Anda membaca tulisan saya sebelumnya yang membahas konteks pernyataan Prof Yudian Wahyudi di bawah ini. 

Baca juga: Kontroversi Pernyataan Kepala BPIP Perihal "Agama Musuh Pancasila"

Anda akan mendapatkan sebuah konteks penjelasan pernyataan itu. Setidaknya Anda tidak akan menjadi manusia yang merasa paling membela agama diakibatkan simbol (agama) dihina. 

Media-media kita seharusnya menjadi alat untuk mencerdaskan masyarakat Indonesia. Hal itu sangat jarang kita dapatkan di Indonesia. 

Selain kesalahan media, masyarakat juga perlu belajar mencermati dan memahami berita secara keseluruhan. 

Jangan pernah membaca setengah-setengah isi dari pemberitaan tersebut. Anda sendiri yang nantinya akan tidak paham dan mengambil kesimpulan yang keliru. 

Selain kita kelihatan bodoh, kita juga bisa mencemarkan nama seseorang atas kesimpulan keliru yang kita ambil. 

Trending #BubarkanBPIP muncul di twitter, bayangkan saja berapa banyak masyarakat Indonesia yang mengecam pernyataan itu hingga mereka berpendapat agar BPIP dibubarkan.

Diakibatkan kesalahpahaman membaca pernyataan itu, masyarakat menjadi keliru memunculkan trending tersebut. 

Salah seorang pegiat filsafat Islam bernama Fadlun Sangaji memberikan keterangan tertulis di facebooknya. Ia mengatakan bahwa jika agama dijadikan sebagai tujuan politik praktis (kekuasaan) bukan saja musuh Pancasila. Tapi musuh agama itu sendiri.

Baca juga: Dua Kelompok Ini yang Tersinggung atas Pernyataan Kepala BPIP

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun