Mohon tunggu...
Lukman Hakim Dalimunthe
Lukman Hakim Dalimunthe Mohon Tunggu... Penulis - Founder Perpus Rakyat

Menulis untuk Hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Netizen, di Mana Hati Anda Menyaksikan Anak-anak Mantan ISIS Ini?

10 Februari 2020   13:17 Diperbarui: 11 Februari 2020   09:59 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polemik pemulangan WNI eks ISIS ke Indonesia menjadi sorotan berbagai pihak, tidak terkecuali netizen Indonesia.

Banyak sekali saya lihat di media sosial yang menyatakan menolak kepulangan eks ISIS. Alasan-alasannya pun beragam. Mulai dari takutnya Indonesia menjadi lumbung aksi teror hingga komentar tak masuk akal pun diberikan.

Netizen Indonesia memang seperti itu, berkomentar tanpa memberikan argumentasi yang lengkap dan mencerahkan.

Lihat saja komentar salah satu netizen di fanpage facebook Kompasiana ini.

Foto: Dokumentasi pribadi
Foto: Dokumentasi pribadi
Masih banyak lagi selain di atas. Mereka (sebagian) hanya bisa melakukan hujatan-hujatan tak senonoh kepada mantan anggota ISIS di Suriah.

Hujatan-hujatan itu malah membuat blunder agenda kajian pemerintah terhadap pemulangan WNI eks ISIS.

Saya paham betul atas ketakutan mereka tersebut, tetapi tidak semua WNI di sana harus dipulangkan. Yang perlu digarisbawahi iyalah pemulangan "anak-anak" yatim-piatu di sana.

Mereka itu tidak mengetahui kenapa bisa di sana. Mereka itu tidak mengetahui apa agenda yang orang tuanya lakukan di sana. Mereka butuh bermain layaknya anak-anak normal di belahan dunia lainnya.

Baca juga: Wawancara Eksklusif dengan Jurnalis yang Pernah Meliput di Kamp Pengungsian Eks ISIS  

Apakah mereka tidak layak pulang, netizen? Apakah mereka tidak bisa mendapatkan masa depan yang cerah? Di mana hati nuranimu?

Yang berdosa itu orang tua mereka. Yang bersalah itu orang tua mereka. Bukan anak-anak kecil itu, bukan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun