Kenapa saya gak memaksa? Karena kan lagi-lagi faktor keamanan, seperti saya bilang di awal. Banyak anak kecil, terus mereka (ibu-ibunya) jualan makanan, tendanya sih lumayan besar. Tetapi akses kayak air dan toiletnya, aduh, bauk sekali.
Kan ramai lagi nih bang (pembahasan mengenai eks ISIS) karena pernyataan Menteri Agama Fahcrul Raji beberapa waktu lalu terkait pemulangan mereka. Jadi menurut pendapat abang pribadi ketika sudah melihat kondisi masyarakat Indonesia di sana, bagaimana pandangan abang terhadap pemulangan tersebut?
Yang pertama kita harus mempertanyakan dulu kenapa Menteri Agama yang menyatakan terlebih dahulu. Karena kan setahu saya yang mengurusi teknis pemulangan itu kan dari BNPT, BIN, Densus, Kementrian Luar Negeri, dan lain-lain.
Setahu saya Menteri Agama tidak dilibatkan. Tapi ini sebuah iktikad baik bagi suatu negara untuk menjamin setiap warga negaranya di manapun untuk bisa kembali ke dalam negeri.
Tapi harus digarisbawahi, harus dibuat kajian se-detail dan secanggih mungkinlah, karena mereka ini kan rata-rata pintar, bisa membaca psikologi. Screening-nya itu harus jelas, lalu nanti ditanyai soal ideologi Negara, soal Pancasila, kenapa kamu mau ke Suriah?
Lalu yang mengetesnya itu harus lebih tinggi ilmunya, karena kenapa? Karena pengalaman ngobrol sama teman-teman yang bergerak di teroris maupun  eks teroris, mereka bilang kalau misalkan orang yang ilmunya lebih rendah dibanding dengan orang yang diwanwancarain (eks ISIS), nanti orang yang mewawancarai itu dapat terpapar ideologi terorisme.
Kan kalau gak salah statemen terakhir Mahfud (Menko Polhukam) mau dikaji sampai Mei atau Maret kalau gak salah. Itu kan berarti suatu, ya, akhirnya pemerintah bergerak juga kan, dulu kan hanya melempar wacana-wacana saja. Sepertinya sekarang sudah masuk tahap kajian.
Jadi abang sepakat tetapi ada beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah untuk pemulangan mereka gitu, contohnya gimana, bang?Â
Kalau saya sih lebih konsennya ke anak-anak kecil. Karena kan anak-anak kecil itu banyak sekali yang yatim-piatu di sana, yang gak tau ngapain di sana, lagi pula yang anak-anak kecil seperti dari Paris, Denmark, dan lain-lainya juga sudah mengambil warga mereka yang anak-anak kecil itu. Karena mereka gak tahu apa-apa, tiba-tiba udah dibawa ke Suriah. Tetapi lagi-lagi harus digaris bawahi adalah harus screening yang lebih ketat.
Biar tidak kembali ke sini lalu menjadikan Indonesia sebagai ladang amaliyah (terror) mereka. Contohnya kan waktu yang di Surabaya, itu kan ibu-ibu kan. Lalu juga yang di Polres Medan. Itu kan si suami dipengaruhi sama istrinya. Nah, ternyata istri (perempuan) itu bisa lebih galak dibandingkan laki-laki dalam hal terorisme. Mengaca pada kasus itu ya.