Mohon tunggu...
Lukman Hakim Dalimunthe
Lukman Hakim Dalimunthe Mohon Tunggu... Penulis - Founder Perpus Rakyat

Menulis untuk Hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyusuri Jejak Raden Mattaher di Makam Taman Raja-raja

4 Februari 2020   09:50 Diperbarui: 4 Februari 2020   11:41 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Lukman Hakim Dalimunthe

Ketika saya sampai di Kelurahan Murni, saya menanyakan kepada seorang pejabat kelurahan di mana lokasi makam Radan Mattaher. "Di sana kan ada TPU Singkawang dek, di seberangnya itu ada lorong. Jalan aja terus. Kemudian ada simpang sebelah kiri dekat Masjid. Itu lah ikuti. Nanti ketemu itu," ujarnya.

Saya pun langsung tancap gas. Sesampainya di makam Raden Mattaher, ternyata banyak sekali makam keturunannya. Pemerintah Kota Jambi memberi nama makam ini sebagai Taman Raja-raja. Hal itu sesuai dengan kondisi makam, yang mana keseluruhannya adalah keturunan raja.

Seorang penjaga makam mempersilahkan saya untuk masuk, "Buka aja gerbangnya, gak dikunci itu," ujarnya sembari menunjukkan pintu gerbang makam berpagar tersebut.

Pak Ramli, penjaga makam itu menuturkan ia telah menjaga makam ini semenjak tahun 1990. "Bapak digaji pemerintah untuk menjaga makam ini. 1,5 juta per bulan," ungkapnya.

Di area makam raja-raja ini, terdapat 49 makam keturunan Sultan Thaha Saifuddin. Seperti makam Raden Mattaher, Pangeran Abdullah, Pangeran Arifin, Pangeran Raden Ibrahim, Raden Ahmad, Sultan Abdul Jalil dan sebagainya.

Melawan Belanda 

Raden Mattaher adalah seorang pahlawan di Jambi. Raden Mattaher dikenal sebagai Singo Kumpeh (Singa dari Kumpeh). Julukan ini disematkan masyarakat karena ia berjuang melawan Belanda dengan gigih berani untuk kemerdekaan masyarakat Jambi.

Keterangan: Makam Raden Mattaher. Foto: Lukman Hakim Dalimunthe
Keterangan: Makam Raden Mattaher. Foto: Lukman Hakim Dalimunthe

"Gerilia sungai dengan menguasai medan dan jalur sungai di pedalaman. Raden Mattaher melakukan serangan mendadak ke kapal-kapal jung Belanda," ujarnya Irhas Fansuri Mursal, dosen Ilmu Sejarah, Universitas Jambi.

Raden Mattaher memiliki nama asli Raden Mattaher bin Raden Kusen gelar Pangeran Jayoninggrat bin Pangeran Adi bin Raden Mochamad.

"Raden Mattaher lahir tahun 1871. Itu sesuai dengan penuturan keturunannya dan wafat pada tahun 1907," sebut Irhas. 

Raden Mattaher merupakan cucu dari Sultan Thaha Saifuddin, pahlawan nasional dari Jambi. Raden Mattaher diangkat sebagai panglima perang oleh Sultan Thaha pada tahun 1903 di wilayah Tembesi.

Baca juga: Candi Muaro Jambi, Terluas di Asia Tenggara

Diabadikan Pemerintah

Sebagai salah satu pejuang kemerdekaan di Jambi, nama Raden Mattaher sangat dikenal luas masyarakat Jambi. Ada beberapa usaha pemerintah Provinsi Jambi untuk mengabadikan namanya.

Salah satunya dengan mengajukan Raden Mattaher sebagai pahlawan nasional dari Jambi. Selain itu, pemerintah juga menyematkan nama Raden Mattaher di rumah sakit milik pemerintah, kemudian di beberapa jalan, yayasan, dan sekolah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun