Semua ini berawal dari bangkai babi yang mengambang di berbagai sungai dan Danau Siombak, Medan. Penyebab kematian babi ini ialah terserang wabah hog cholera.
Bangkai-bangkai babi tersebut dibuang oleh oknum-oknum yang mengaku disuruh. Kemudian mereka telah diamankan pihak kepolisian.Â
Penyebaran bangkai babi ini sampai ke daerah Aceh dan berbagai daerah di Sumatera Utara.Â
Ternak Babi merupakan salah satu penghasilan masyarakat Sumatera Utara. Tercatat jumlahnya ada jutaan.Â
Akibat virus tersebut, banyak sekali peternak babi yang mengalami kerugian besar.Â
Selang beberapa waktu, muncullah opini di masyarakat agar babi-babi itu dimusnahkan. Sampai-sampai ide tersebut menuai pro dan kontra di tengah masyarakat.Â
Jokowi juga mendengar rencana pemusnahan ini. Dan ia tak tinggal diam dan menelpon Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.Â
Edy Rahmayadi di hadapan jamaah gereja menceritakan ini. Ia mengaku tak pernah berencana memusnahkan babi.Â
Yang mana, ternak babi di Sumut itu mencapai jutaan ekor. Ia membandingkan jika itu dimusnahkan, kerugian yang dialami peternak akan mencapai 6 triliun rupiah.Â
Edy pun mengatakan, "Tolong ini diluruskan semua, karena jadi polemik seluruh Indonesia. Pak Jokowi nanya sama saya, kan saya jawabnya susah hanya gara-gara babi," paparnya." (24/01/20, detik.com).
Baca juga: Gus Dur dan Orang Karo
Ia juga mengajak seluruh pendeta agar meluruskan hal ini di hadapan jamaahnya.Â
Untuk diketahui, babi telah menjadi salah satu ciri dari budaya suku Batak dan telah menjadi usaha orang-orang Batak di berbagai daerah Indonesia.Â
Coba lihat saja di tempat-tempat yang ada suku Bataknya, pasti bakal ada rumah makan Babi Panggang Karo (BPK) dan sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H