Sebagai penegasan dalam tulisan ini, janganlah memandang dunia seperti makanan yang berakhir menjadi kotoran, jadikan dunia untuk memperkuat  tempat ibadah, mengabdi dan mencari ridha Allah Swt. Maka kita akan dimasukkan pada pintu rahmat Allah Swt.
Dalam syair dikatakan : "Alangkah bagusnya seseorang  bisa mengumpulkan
harta dan ilmunya untuk ibadah, sehingga  hidup di dunia dengan agama kuat dan  indah, namun gambaran sejelek-jelek manusia hidup di dunia mereka yang kufur dan miskin pula.Â
Syair di atas mengajak kita pada saat hidup di dunia untuk menjadi orang yang kuat agamanya dan kuat (memiliki) ilmu. Jangan menjadi orang yang kafir (menyekutukan Allah Swt) Â dan miskin pula yang akan menjadi manusia rugi di dua alam (dunia dan akhirat).
Dunia yang hanya diisi aktivitas makan untuk mengganjal perut, apalagi saat makan tanpa berdoa, sehingga setan dapat ikut menikmatinya. Hal yang demikian  menjadi pelajaran bersama bahwa hidup tidak hanya untuk makan, Hidup di dunia adalah proses menjalani kebahagiaan  hidup, agar dapat bahagia di dunia dan akhirat.Â
Keberadaan setan sendiri laksana anjing yang sedang berdiri tegak menjadi penghalang di pintu rahmat Allah Swt. Mereka mengganggu bagi siapa saja yang ingin  membuka hijab dekat dengan Allah swt dan menjadi manusia yang mampu hidup bermanfaat bagi alam semesta.
Berdoa saat makan akan membuat setan tersingkir dan menjauhi manusia. Dengan demikian makanan yang dimakan akan membuat tubuh kuat, sehat dan menjadikan dekat semangat beribadah kepada Allah Swt.
Menjadi pelajaran yang  penting juga, saat melihat dunia, maka lihatlah orang-orang yang ada di bawahnya, baik secara ekonomi maupun kesehatan. Maka hal ini akan membuat kita menjadi manusia bersyukur dan dapat menghilangkan perasaan kesusahan yang ada. Namun sebaliknya, bila melihat dunia yang dilihat sisi kelebihan (ke atas) orang lain, maka yang muncul adalah kegelisahan dan ketidaknyamanan.
Coba kita renungkan, rasanya kita akan menangis dan menjadi pelajaran yang berharga bagi siapa saja, bila melihat orang yang memanggul kayu (pencari kayu dipegunungan) yang berjalan berkilo-kilo meter dengan jalanan yang sempit, berbelok-belok, turun naik ditanjakkan yang terjal. Sementara kita diberikan kemudahan ekonomi, tidak harus bersusah payah tetap bisa mendapatkannya. Â
Doakan anak-anak kita agar mereka dapat hidup mulia dan menjadi orang yang berguna. Mampu menjalani hidup menjadi manusia yang dapat bermanfaat bagi orang lain dan alam semesta. Sehingga akan selamat dari godaan setan yang senantiasa menghalangi manusia yang ingin dekat dengan Allah Swt.
Secuil roti yang dimakan terasa enak pada saat mengunyah, waktunya pun hanya sebentar, namun bila dibandingkan dengan kenikmatan akhirat tidak ada bandingnya. Walaupun manusia mampu hidup di dunia lebih dari seratus tahun. Sebagai perenungan dan penekanan makna hidup "Kenapa harus mengejar dunia mati-matian yang ada batasnya dibandingkan dengan kenikmatan akhirat yang tidak ada batasnya."