Mohon tunggu...
lukmanbbs
lukmanbbs Mohon Tunggu... Guru - lukmanbrebes

Ngaji pikir dan dzikir

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ngaku Salah

26 November 2023   16:53 Diperbarui: 26 November 2023   16:57 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
K.H. Subhan Ma'mun saat mengisi pengajian rutin setiap selasa sore di Masjid Istiqomah Luwungragi Brebes. Dok. pribadi

Ngaku Salah

Mengaji tanpa disengaja, seperti diarahkan untuk mengakui kesalahan yang selama ini dilakukan. Sebagaimana pertanyaan K.H. Subhan Ma'mun dalam ngaji Tafsir Munir Jumat (24/11/2023) kepada jamaah yang hadir pada saat itu.

"Siapa yang saat berwudhu kakinya tidak di gosok?"

Jamaah pun sepertinya banyak yang mengaku, karena mereka ada yang menjawab senyum-senyum  dan ada yang langsung dengan jelas mengatakan "Saya Pak Kyai."

Menurut K.H. Subhan Ma'mun kita ini sering terbalik, kalau tangan saat wudhu digosok-gosok sedangkan pada kaki tidak. Melihat kondisi seperti ini.

Para jamaah diminta untuk mengosok kedua kakinya dan menyela-nyela jari jari kaki saat berwudhu membasuh kaki. 

Karena Rasulullah Saw telah mengingatkan sahabatnya yang saat itu, kakinya tidak digosok dan  ada yang tidak terkena air.

Bahkan Rasulullah mengingatkan dengan tegas, saat melihat suatu kaum yang tumit kaki (jawa: tungkak) tidak terkena air. Maka celakalah, neraka orang yang wudhu tumitnya tidak semua terkena air.

Pertanyaan yang selanjutnya, yang membuat para peserta mengaji mengaku salah adalah;

"Bapak Ibu sering lupa dalam kondisi sholat?" pertanyaan ini pun dijawab dengan jelas oleh jamaah. "Nggiiiih."  

K.H. Subhan Ma'mun meneruskan pertanyaannya kembali "Saat sholat masih teringat oleh urusan duniawi dan kebutuhan-kebutuhan hidup, bukan sedang menghadap Allah Swt.?" "Betul Kyai". Para jamaah pun tetap mengakui kesalahannya.

"Ketika kita sering membaca dzikir semisal Ta'awudz, ibarat setan suka hatinya manusia, maka dengan dzikir dalam istilah bahasa jawa  itu ibarat "Mbegis setan"  (mengusir setan). Oleh karena itu janganlah berhenti untuk selalu berdzikir." 

Semisal saja, sebagai perumpamaan ketika botol itu terpenuhi air maka di dalam botol tersebut tidak ada ruang udara.  Hal ini sama dengan hati, kalau hati penuh dzikir maka dengan sendirinya tidak ada ruang setan untuk  masuk.

Ada lagi pertanyaan yang disampaikan kembali pada jamaah.  K.H. Subhan Ma'mun mengatakan, pada era sekarang, manusia tidak kepanasan oleh matahari tetapi panas ketika datang bulan. "Iya nggak bapak ibu?"

Bapak ibupun awalnya binggung mau menjawab apa?. Tetapi ketika K.H. Subhan Ma'mun menjelaskan lagi, tentang bulan tersebut, bapak ibu yang mengaji tertawa. K.H. Subhan Ma'mun mengatakan,  Bapak Ibu kalau mau datang bulan, mau tanggal 1 (Satu) kepanasan kan?. harus bayar cicilan motor, rumah, bank dan lain-lain.

Penjelasan ini, membuat jamaah tertawa dan ger-geran. Bahkan ada yang menjawab, "Betul kang Kaji" panggilan akrab K.H. Subhan Ma'mun di mata jamaah yang dapat dikatakan sudah tidak muda lagi.

Masih dalam suasana mengaji K.H. Subhan Ma'mun, sering memberi contoh pada jamaah yang ada di lingkungan sendiri.

K.H. Subhan Ma'mun bertanya pada jamaah, "Bapak Ibu punya Jam  kan", "Nggih" jawab jamaah.

Kemudian K.H. Subhan Ma'mun berkata lagi, "Apa yang bapak Ibu pikirkan ketika melihat jam terus berputar."

Para jamaah hanya diam dan menunggu penjelasan dari K.H. Subhan Ma'mun.

"Bapak Ibu, saat melihat jam berjalan detik demi detik, itu artinya umur kita per detiknya sudah berkurang."

"Paham tidak?"

"Paham" jawab jamaah dengan jelas.

K.H. Subhan Ma'mun bertanya, kembali "Sudahkah kita punya bekal dalam perjalanan menuju kepada Allah Swt?. Mari siapkan diri dengan bekal yang banyak untuk perjalanan ke akhirat." Baik melalui ibadah-ibadah sunah yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, menjalankan apa yang diperintahkan Allah Swt dan meninggalkan larangan Nya.

K.H. Subhan Ma'mun mengajak para peserta yang ikut mengaji bersama beliau, "Kalau sudah menjadi ustadz jangan takut karena faktor luar, dibenci, ditinggal jamaah, dan lain sebagainya. 

Tetaplah ketika dihujat dan dipuja Ia akan bersikap biasa saja, dan sikap inilah yang menunjukan keikhlasan menjadi ustadz. Wallahu'alam bishowab.

Lukmanrandusanga (Minggu, 26/11/2023)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun