Mohon tunggu...
lukmanbbs
lukmanbbs Mohon Tunggu... Guru - lukmanbrebes

Ngaji pikir dan dzikir

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Khitan Kewajiban Syari'ah

20 Oktober 2023   10:46 Diperbarui: 20 Oktober 2023   11:06 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
K.H. Subhan Ma'mun saat memberikan ceramah walimatul khitan./Dok pribadi

Khitan Kewajiban Syariah

Kamis (19/10/2023) penulis mengikuti kajian yang disampaikan oleh K.H. Subhan Ma'mun, pada acara walimatul khitan anak dari  H. Muhammad Taufan dan Ibu Miftahul Janah, yang beralamat di Desa Kluwut Bulakamba Brebes.

Sebelum penulis menuangkan catatan, hasil tangkapan dari pemahaman  ceramah K.H.  Subhan Ma'mun, terlebih dahulu  penulis sampaikan runtutan acara pada walimatul hitan terlebih dahulu.

Ustad Syarif pemandu acara walimah di rumah H. M.Taufan Kluwut./Dok pribadi
Ustad Syarif pemandu acara walimah di rumah H. M.Taufan Kluwut./Dok pribadi

Acara walimatul hitan di pandu oleh Ustadz Syarif di mulai dengan  pembacaan umul kitab. Para tamu undanganpun mengikuti pada yang di perintah oleh pembawa acara.

Ustadz Mugni pelantun pembacaan ayat suci al-Qur'an.
Ustadz Mugni pelantun pembacaan ayat suci al-Qur'an.

Lantunan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Ust. Mugni, S.Pd. menjadi urutan acara yang kedua setelah pembacaan surat al fatihah sebagai pembuka acara. 

Adapun surat yang dibaca dalam acara syukuran hitan adalah Quran Surat  An-Nahl ayat 120-123, QS. at-Tahrim ayat 6 dan Qs Ibrahim ayat 7.

Ustadz Sahali memberikan sambutan mewakili tuan rumah /Dok pribadi
Ustadz Sahali memberikan sambutan mewakili tuan rumah /Dok pribadi

Sambutan mewakili tuan rumah di sampaikan oleh Ustadz Sahali.  Dalam sambutanya beliau mengucapkan Marhaban bihudurikum, selamat datang di rumah bapak H. Topan.

Saya yakin (kata Sahali)  kehadiran para tamu undangan pada acara walimah ini dalam rangkan menyenangkan tua rumah dan  berdirinya saya disini juga memohon doa agar anak yang di khitan, yang bernama  Ibrahim Al-Fatir menjadi anak yang shalih, berguna bagi agama, bangsa dan taat kepada kedua orang tuanya.

Tak ketinggal pula, saya mewakili tuan rumah, memohon maaf apabila dalam  menyambut kehadiran para tamu  kurang berkenan, baik tempat duduk, hidangan yang disajikan, dan terutama permohonan maaf kepada para tetangga yang terganggu atas suara bising sount system yang beberapa hari menganggu ketenangan dan istirahatnya.

Hanya doa jazakallah khairul jaza yang bisa saya sampaikan semoga  kehadiran dan keikhlasan para tamu dan tetangga menjadi amal ibadah dan  mendapatkan pahala dari Allah Swt. Aamiiin.

Di paragrap selanjutnya yang penulis sampai di sini adalah hasil pemahaman penulis sendiri terhadap tausiyah yang di sampaikan oleh K.H. Subhan Ma'mun pengasuh pondok Pesantren As-Salafiyah Luwungragi Bulakamba Brebes.

Penulis sangat menyadari apa yang di tulis disini  jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan. Mohon maaf penulis sampaikan dan berharap ada masukan dari pembaca yang ikut mengaji khususnya dan para pembaca pada umumnya.

K.H. Subhan Ma'mun saat memberi cerama pada acara walimah khitan putra H. M. Taufan./Dok pribadi
K.H. Subhan Ma'mun saat memberi cerama pada acara walimah khitan putra H. M. Taufan./Dok pribadi

Mauidhah hasanah walimatul hitan di rumah H. Muhammad Taufan  yang di sampaikan  oleh 

K.H. Subhan Ma'mun, pada hari kamis (19/10/2023) dimulai pada pukul 20.27 Wib dan berakhir pukul 21.17 Wib.

Kandungan ceramah K.H. Subhan Ma'mun yang penulis bisa sampaikan disini sebagai catatan pribadi dan untuk pembaca budiman adalah sebagai berikut; 

Alhamdulillah, sebuah kata yang di sampaikan K.H. Subhan Ma'mun melihat tamu yang diundang tuan rumah yang hadir cukup banyak, mungkin ini karena barokahe tuan rumah yang menjadi pengurus masjid.

Anak yg dikhitan merupakan harapan kebaikan bagi orang tua, menjalankan tugas syariah, kewajiban sebagai orang Islam dan menjadi sebab sah sholat. Khitan sebagai tanda seorang muslim, maka apabila seorang laki-laki sudah berumur  baru masuk islam, maka ia wajib melaksanakan khitan.

Khitan merupakan ajaran Nabi Ibrahim yang berlaku hingga ummat Nabi Muhammad Saw. Nabi Ibrahim merupakan contoh ketauladanan keluarga, sukses dalam mendidik anak-anaknya, Nabi yang mengajak musyawarah kepada anaknya saat menerima perintah dari Allah Swt dan diklaim menjadi Nabinya orang Yahudi dan Nasroni, namun keduanya membangkan karena menduakan Allah Swt.

K.H. Subhan Ma'mun mengingatkan pada tamu undangan dan lebih khusus shohibul hajat (orang tua anak yang dikhitan) untuk mengajarkan kepada anak-anaknya agar dalam mencari teman hati-hati.

Teman yang baik akan mempengaruhi perilaku masa depan anaknya, sebagaimana di contohkan oleh K.H. Subhan Ma'mun. 

Pertama, Kan'an lebih tertarik memilih tidak mengikuti  perintah orang tuanya (Nabi Nuh) untuk naik ke kapal yang dibuatnya, hal ini karena faktor pertemanan bersama orang kafir dan pengaruh dari perilaku ibunya 

Wal'ab binti 'Ajwil yang menyimpan ucapan kafir.

Kedua, terjadi pada tumbuh-tumbuhan, ketika K.H. Subhan Ma'mun menanam padi Ketan yang sedikit bercampur dengan padi C4 yang banyak dan luas dan hanya dibatesi galengan. Ternyata beras ketan tersebut rasanya seperti beras C4.

Ketiga, contoh pada hewan, K.H. Subhan Ma'mun saat kecil pernah memelihara kambing selama 4 (empat) bulan dengan sistem pangon. Saat kamping mau di arahkan pula, kambing tersebut lebih tertarik ikut pada kawanan kambing yang banyak, sehingga mengalami kesulitan mengarahkan pulang pada tempatnya. Inilah contoh yang sedikit akan ikut yang banyak. Walaupun mengarahkan untuk kembali ketempat yang benar.

Oleh karena ini sangat penting sekali memiliki teman yang baik, karena hal itu dapat memacu keimanan, ibadah dan dekat dengan Allah Swt.

Nasehat selanjutnya yang di sampaikan K.H  Subahan Ma'mun adalah tentang bermusyawarah.  Nabi Ibrahim mencontohkan dan mengajarkan musyawarah, terbukti ketika akan menyembelih Nabi Ismail atas perintah Allah Swt. Walaupun orang tua berhak menentukan, namun tetap mengedepankan musyawarah. Karena dalam musyawarah dapat menjadi  kesempurnaan dalam berkeluarga. 

Kita hidup tidak  boleh hanya diam saja dalam suatu hal atau  masalah. Bermusyawaralah dalam menentukan dan memutuskan masalah, karena dalam sejelek-jelek musyawarah akan di beri kebaikan. Pesan K.H. Subhan Ma'mun 

K.H. Subhan Ma'mun juga mengingatkan pada tamu undangan untuk memilih istri yang baik yang mampu mendidik anaknya, karena dari didikan ibulah anak nanti akan menjadi manusia yang sempurna. 

Nabi Ibrahim pernah menyuruh menceraikan istri Nabi Ismail

(Immarah binti Sa'ad bin Usamah bin Ukail al-Amaliqi dari bani Jurhum) karena terlihat sosok wanita yang kurang baik, walaupun dengan bahasa kiasan cengkal (kunci  atau penahan pintu model lama) pintu harus diganti.

Wanita itu laksana pemegang kunci pintu, yang akan mampu menutupi rahasia suami dan anak-anaknya. Ketika ada tamu, seorang istri harus tanya lebih dahulu identitas tamu dan keperluanya. Sehingga seorang istri yang dirumah dapat menolak kehadiran tamu tersebut karena dirumah tidak ada suami.

Berhidmahlah pada seorang Kyai, sehingga doa-doanya akan membekas dan terkobul. Sebagaimana Ibnu Abbas berkhidmah pada Rasulullah menyiapkan air untuk wudlu Rosulullah. Sehingga Abdullah bin Abbas di doakan Nabi menjadi orang yang hafal al-Quran dan ahli tafsir.

Dalam mendidika anak jangan menunggu lahir, tapi didiklah anak sejak sebelum lahir, hal itu akan lebih baik bagi perkembangan dan pertumbuhan anak.

Berilah nama anak setelah tujuh hari, walaupun dalam kandungan sebelum lahir boleh diberi nama namun diresmikanlah saat 7 hari kelahiran dengan aqiqah, walaupun belum lepas tali pusarnya. InsyaAllah saat menyembelih kambing untuk aqiqah maka tali pusarnya akan lepas.

Janganlah berperiku kurang baik pada orang lain walaupun saat di  usia muda. Ada seorang Gubenur islam yang terkenanal, saat mudanya pernah mencium wanita di pasar sekali, namun ketika memiliki anak perempuan yang sudah besar, pernah lepas dari pengawalan gubenuran di cium orang sepuluh kali.

Sebelum mengakhiri ceramah ditutup dengan doa,  K.H. Suhban Ma'mun terlebih dahulu  membacakan Surat fatihah, al-Qadar 3x, al-Ikhlas 3x, al-Falaq 3x dan An-nas 3x pula, kemudian beliau baru membaca doa.

Mudah-mudahan ada manfaatnya, mohon maaf atas kekeliruan dan ketidak sempurnaannya. Wassalam.

Lukmanrandusanga, jumat (20/10/2023)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun