Kelima, hatinya sehat, tidak terkena penyakit, termasuk hilangnya rasa cemas yang berlebihan dan khawatir, karena menjadi manusia yang bersyukur, tidak mengingkari apa yang diberi Allah Swt.
Keenam, hidupnya berusaha menjadi munusia yang bermanfaat, memberi faeadah pada orang lain, artinya hidupnya berguna ditengah-tengah masyarakat.
Ketujuh, samangat beribadah. Harta yang  dimiliki  tidak menghalangi
untuk beribadah kepada Allah Swt. Kekayaan yang dimiliki tidak membuat waktu ibadah terkurangi bahkan akan semakin meningkat.
Kedelapan, saat sholat menghadap Allh Swt, Â harta tidak dibawa dalam beribadah. Artinya saat sholat apapun yang dimikinya sudah tidak ada dalam ingatanya. Â
Sembilan, tidak membuatnya lupa pada Allah Swt. Â Harta yang diperoleh tidak membuat semakin jauh, apalagi sombong. Harta ada maupun tiada akan tetap dekat dengan-Nya.
Kesepuluh, hidup tidak terlalu banyak angan-angan. Yang  dimiliki syukuri sedangkan yang masih jauh dari jangkauan tidak memikirkannya. Hidup mengalir dan menerima atas takdir yang ada di depan mata.
Kesebelas, saat memberi tidak padang bulu, baik muslim maupun non muslim semua sama. Siapa yang dibantu atas dasar sisi kemanusiaan, semua makhluk ciptaan Allah Swt. Bahkan musuhpun kadang diberi harta benda yang dimiliki.
Sebagai pengingat pada diri penulis maupun pembaca. Kalau memberi sesuatu pada orang lain lakukanlah dengan cara yang baik, tidak kasar apalagi memberi sambil menghina. Hal ini akan menjauhkan diri kedekatan pada Allah Swt.
Jangan suka marah pada suami atau istri kalau memberi barang ada kesalahan. Padahal harga yang dibeli lebih mahal dari harga pasangan hidup masing-masing.
Sehatkankan mata dan Hati, dengan membaca  dan mengaji yang menghantarkan pada ketenangan dan kebahagiaan. Mata jadi terbuka begitu juga hatinya. selanjutnya akan membuat Pisik dan psikisnya sehat pula.
Cintai dunia ala kadarnya, karena dunia tidak akan membuat hati kenyang, hidup merasa kurang dan lapar, serta melihat dunia terasa gersang dan tidak nyaman.