Di tahun awal sangat susah untuk mengajar mereka, namun dengan ketekunan belajar membaca Al-Quran persoalan hiperaktif, Â slow leaner dan gagap dapat penulis atasi walaupun jauh dari kesempurnaan dari yang pernah dilakukan oleh para ahli dalam mengatasi ganguan psikologis.
Keyakinan penulis tentang ayat-ayat Al-Quran dapat dijadikan obat, membuat penulis semakin yakin akan dapat mengatasi ganguan psikologis yang dialami oleh anak-anak yang ada di sekitar rumah penulis.
Usia anak yang dapat dikatakan usia bermain, ketika mengaji dengan penulis pun, baik sebelum dan sesudah mengaji mereka tetap bermain. Sehingga bercampurlah anak-anak yang mengalami gangguan psikologis dengan anak yang normal belajar mengaji bersama-sama.
Pemberian perlakuan yang sama dan tidak boleh saling menghina menjadi modal bagi penulis untuk semakin yakin akan kesuksesan menerapi mereka melalui membaca al-Quran.
Mengajar al-Quran di Teras Rumah
Mengajar ngaji Al-Quran bersama penulis di teras rumah, setelah sholat maghrib  sudah berjalan hampir empat tahun lebih dan alhamdulillah sudah dapat mengkhatamkan dua santri kecil penulis.
Komitmen dan usaha yang kuat untuk mewakafkan waktu setelah sholat Maghrib, membuat penulis sangat sulit untuk meninggalkan rumah. Rasanya tidak tega meninggalkan semangat ngaji santri kecilku.
Penulis tidak mampu membayangkan semangat ngaji  mereka, yang kadang saat hujan dan  banjir rob tetap berangkat. Saat berangkat mengaji, meraka ada yang berjalan kaki, naik sepeda dan sepeda motor.
Banjir rob yang selalu menggenangi jalan raya Randusanga, sepertinya  tidak menjadi halangan untuk tetap mengaji. Hal ini pula yang membuat penulis semangat untuk tetap mengajar dan tak meliburkan jadwal mengaji, walaupun air rob telah menghalangi jalannya.
Rasanya kasihan kalau ngaji libur, ketika penulis ada kegiatan ke luar kota seperti ikut ziarah dan acara kegiatan bersama teman-teman pengajian yang penulis ikuti. Tetapi biasanya digantikan oleh istri maupun anak penulis yang mengajar ngaji.
Sebagai tambahan informasi, santri awal penulis mengajarkan Al-Quran berasal dari anak-anak tetangga. Sedangkan kalau ada yang tidak berangkat mengaji, esoknya harinya penulis mendatangi orang tua yang anaknya tidak berangkat ngaji agar ikut mengingatkan anaknya agar berangkat mengaji . Hal ini  sangat efektif menurut penulis agar anaknya berangkat mengaji terus.