Mohon tunggu...
lukmanbbs
lukmanbbs Mohon Tunggu... Guru - lukmanbrebes

Ngaji pikir dan dzikir

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membangkitkan Petani Rumput Laut Randusanga

13 November 2022   13:40 Diperbarui: 13 November 2022   14:04 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membangkitkan Petani Rumput Randussanga

Masyarakat Randusanga Kulon Brebes, pernah mengalami masa kejayaa menjadi petani tambak rumput laut yang sukses, hingga merajai rumput laut di Indonesia. Inilah yang terjadi saat ratusan hektar tambak masih dalam kondisi baik. 

Tetapi di sisi lain, kondisi ini cukup melenakan, karena petani tambak tanpa perlu merawat tambaknya, hasil rumput laut bisa dipanen dan dinikmati oleh pemilik dan masyarakat lainnya. Hingga sekarang, kondisi tambak mengalami kerusakan yang memporak porandakan perekonomian masyarakat desa. 

Kondisi tambak rusak terkena abrasi dan tidak ada gelengan, membuat rumput laut pun rusak dan mati. Sehingga ekonomi masyarakat Randusanga semakin merosot dan turun dratis. Bahkan mengakibatkan banyak orang tidak lagi berpenghasilan.

Dalam obrolam malam (Sabtu, 12/11/2022), di Balai Desa Randusanga Kulon. Sambil menunggui pemasangan tarub untuk lomba Sepuluh Program Pokok PKK Tingkat Kabupaten Brebes, yang akan dilaksanakan pada Selasa (15/11/2022), terlintas obrolan sesama petani rumput laut dan ada pengepul rumput laut juga. Pembicaraan ringan dengan tema "Bagaimana komoditas rumput laut di Randusanga hidup kembali dan bisa mendongkrak perekonomian warga.

Mereka bicara saling bernostalgia,  saat panen raya para petani rumput laut, membuat para pengepul kebanjiran orderan rumput laut bahkan pasokannya melimpah. Namun sebaliknya saat tambak milik petani rusak terkena abrasi, kini para pengepul kesulitan mendapatkan pasokan rumput laut. 

Para pengepul rumput laut, harus mendapatkan barang dari beberapa kabupaten tetangga, seperti Pekalongan hingga Semarang. Sedangkan dari luar provinsi ada dari Cirebon dan Indramayu.

Usaha rumput di Randusanga dimulai tahun 2003  atau 2004, dengan jenis Gracillaria sp. Komoditas rumput laut ini dikembangkan untuk membuat bahan tepung agar-agar, juga sebagai bahan dasar kecantikan.

Simpulan obrolan sederhana untuk mengangkat perekonomian warga dan  menumbuh kembali komoditas petani rumput laut. Salah satunya dengan 'Waring." Sebagaimana telah dilakukan oleh satu dua warga petani dan para petani rumput laut yang ada  di tetangga kabupaten.

Kondisi tambak yang rusak, kalau ditanggulangi dengan membuat kembali galengan dengan lumpur, akan memerlukan biaya besar dan lumpurnya pun tidak ada. Sehingga sangat sulit dilakukan.

Kalau alternatif menggunakan waring, yang diprediksikan hanya mengeluarkan anggaran sekitar dua juta delapan ratus ribu rupiah untuk keperluan satu hektar tambak. Dengan perincian pengeluaran untuk waring sendiri enam gulung @ 225.000 = 1.350.000. Sedangkan untuk bambu 450.000 dan membayar tenaga kuli 1.000.000.

Setelah terpasang waring, dilanjutkan dengan penyemaian bibit. Adapun keperluan bibit rumput laut untuk satu hektar, minimal tiga ton rumput basah dengan harga pertonnya Rp. 700.000. Dengan demikian untuk bibit rumput laut satu hektar, mengeluarkan anggaran Rp. 2.100.000. 

Setelah model tambak dengan menggunakan waring terpasang, dan tersemai bibit rumput laut, maka diperlukan perawatan. Minimal sering dikontrol dua minggu atau satu bulan sekali kondisi waringnya. Agar terjaga dengan baik.

Tidak ketinggalan pula pengawasan terhadap perahu-perahu yang lewat. Jangan sampai tambak yang terisi rumput laut dilewati perahu nelayan atau para pemancing dan para pencari kepiting serta udang lainnya. 

Disini perlu aturan yang jelas, kalau ada pelangaran terhadap ketentuan di atas maka sanksi tegas harus diberikan. Hal ini untuk keberlangsungan usaha rumput laut itu sendiri, agar kembali jaya.

Adapun untuk mendeteksi kondisi rumput  laut setelah disemai, mati atau hidup dapat dicek dengan melihat kondisi rumput tersebut. Bila rumput menyatu dengan tanah dan membusuk, maka dapat dikatakan rumput tersebut mati. Adapun kalau  rumput berdiri dan kondisnya segar, maka dapat dikatakan rumput lautnya hidup.

Selanjutnya para petani tinggal menunggu dua bulan dan rumput laut bisa dipanen perdana, sedangkan pada panen selanjutnya bisa sebulan sekali, melihat pertumbuhan dan perkembangan rumput laut.

Prediksi hasil panen dari satu hektar bisa panen dua ton kering, dengan harga sekarang Rp. 7.200. Maka dapat dihitung dengan diperkiraaan satu hektar dua ton, para petani akan mendapatkan hasil panen Rp. 14. 400.000.  Sedangkan biaya untuk tenaga kerja dengan satu ton Rp. 2.500.000. Maka petani rumput laut akan mendapatkan keuntungan bersih  adalah  Rp. 11.900.000, sekali panen. 

Keuntungan lainyapun akan didapatkan pada penen selanjutnya. Karena model budi daya rumput laut, tanam bibit hanyanya sekali dan panen seturusnya. Tidak menyemai bibit kembali setelah panen.

Peserta obrolan malam, bagaimana petani rumput laut kembali bangkit
Peserta obrolan malam, bagaimana petani rumput laut kembali bangkit

Obrolan berakhir, kepada siapa kita bisa menjalin kerja sama untuk membangkitkan kembali petani rumput laut Randusanga, agar para petani rumput laut kembali sejahtera.

Lukmanrandusanga (Minggu, 13/11/2022)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun