RIDHO DENGAN TAKDIRNYA
Masjid Agung Brebes, (Rabu, 26/10/2022) Ngaji perdana setelah libur hampir dua tahun. Ngaji kitab Ihya Ulumuddin di Masjid Agung Brebes setiap hari Rabu pukul 16.00 WIB, yang diasuh oleh K.H. Subhan Ma'mun sudah dimulai kembali.
Musibah Covid-19 membuat semua aktivitas berhenti, termasuk kegiatan ngaji di Masjid Agung Brebes, ikut terkena dampaknya pula.
Sehingga ngaji setiap Rabu pukul 16.00 WIB, di Masjid Agung Brebes, menjadi ngaji rutinan, baru bisa dimulai kemarin.
Berbeda dengan ngaji rutinan yang lain, yang lebih dahulu dimulai. Seperti ngaji Tafsir Munir setiap hari Minggu pukul delapan pagi dan Kitab  Fathul Bari setiap Selasa pukul dua siang, dan dua-duanya bertempat di masjid Luqmanul Hakim, utara pondok Assalafiyah Luwungragi.
Sedang yang setiap Jumat pukul empat sore di masjid Istiqomah Luwungragi dengan kitab yang di kaji Tafsir Ibnu Katsir. Ngaji yang baru hatam jilid satu dan jumat (28/10/2022) acara hataman serta dimulainya ngaji  jilid II.
Ngaji kali ini bertema tentang orang fakir, sebagaimana tertuang dalam halaman 195 jus 4, kitab Ihya Ulumuddin. Walaupun temanya tentang orang fakir, menurut Imam Al-Ghozali disitu ada manfaat yang luar biasa dan ada juga madhoratnya jika tidak mampu untuk menerima.
Allah SWT, adalah Dzat Yang Maha Pencipta. Apapun yang diciptakan dan ditakdirkan haruslah diterimanya. Ikhlas menerima dan ridho terhadap segala apa yang diberi oleh Allah SWT. Hal ini akan menjadi sebuah nilai pahala disisi-Nya.
Di awal bab fakir, Imam Al-Ghozali menyadur sabda Rasulullah SAW yang artinya "Bahagialah orang yang telah mendapatkan hidayah masuk islam dan mendapat kehidupannya cukup dan menerima apa yang diberi oleh Allah SWT.
Hadis ini mengajarkan kepada manusia untuk menerima apa yang diberikan oleh Allah SWT, ridho atas segala  ketentuan-Nya. Maka pahala akan didapatkannya pula.
Ketika Allah SWT menciptakan menjadi salah satu manusia fakir maka terimalah. Karena penerimaan tersebut akan mendapat pahala dari kondisi fakir yang dijalaninya.