Menurut Alberta, literasi ialah kemampuan membaca dan menulis, menambah pengetahuan dan keterampilan, berpikir kritis dalam memecahkan masalah, serta kemampuan berkomunikasi secara efektif yang dapat mengembangkan potensi dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.
Menulis tentang motivasi guru yang mengajar di kelas, Â dari peserta didik yang terlambat dapat menciptakan dan mengembangkan budi pekerti yang baik. Meningkatkan kedekatan dan komunikasi antara guru dan peserta didik.
Disamping itu, aktivitas menulis bagi peserta didik yang terlambat  dapat  memperkaya pengetahuan tentang kosa kata dan mengembangkan keterampilan menulis. Juga dapat menambah pendalaman dan pemahaman mata pelajaran Bahasa Indonesia, menambah informasi dan wawasan baru. Yang jelas dapat meningkatkan kreativitas dalam menulis dan menyusun kata-kata.
Menulis Motto Hidup
Tugas menulis selanjutnya bagi peserta didik yang terlambat ditutup dengan menulis motto hidup.
Menulis motto hidup bagi peserta didik yang terlambat dapat dijadikan terapi diri atau memotivasi diri sendiri. Dari motto hidup diharapkan "Jika seseorang memiliki motto hidup, kehidupan dapat menjadi lebih terarah."
Motto hidup yang ditulis peserta didik,  yang penulis baca, semua  berisi ungkapan kata yang bisa memberikan semangat kepada diri sendiri dalam menjalani kehidupan. Sehingga mampu bertahan dan bersemangat hidup serta pantang menyerah dalam melewati rintangan hidup yang ada.
Menulis motto hidup pada peserta didik yang terlambat, mengajarkan untuk terus optimis dan sebagai pedoman hidup. Â Meskipun banyak halangan dan rintangan menghadang untuk tidak terlambat sekolah.
Secara garis besar motto hidup yang ditulis peserta didik  terlambat secara garis besar berisi kalimat bijak yang memiliki makna mendalam.
Sebagaimana yang ditulis
M. Haris Fauzan (XII Mipa 4) . " Kemarin adalah Sejarah, Hari Ini adalah Tantangan, dan Besok adalah masa Depan.
Bryaan Hikmah " Nggak perlu jadi yang terbaik asalkan tidak jadi yang terakhir."