Ibadah maliyah merupakan ibadah yang didasari oleh kemampuan harta benda yang dimiliki. Aktivitas ibadah yang memerlukan adanya pendukung finansial yang dimiliki dalam menjalankanya seperti menjalankan ibadah haji, memberi wakaf, melakukan infak, zakat dan shodakoh. Maka ibadah tersebut dapat diwakilkan atau dibadalkan.
Sedangkan ibadah badaniyah yang berhubungan diri dengan Allah SWT. tanpa memerlukan ongkos atau uang sebagai bekal atau alat maka tidak bisa diwakilkan, seperti sholat.
Beliau mendoakan kepada tuan rumah Ustadz H. Imam Nawawi yang baru saja melaksanakan ibadah haji. Semoga Haji yang beliau laksanakan mendapatkan predikat haji mabrur. Aamiiin.
Kedua, K.H Â Subhan Ma'mun menasehati pada peserta istighosah yang hadir agar menjadi orang yang ikhlas dalam melakukan sesuatu.
Sebagaimana cerita wali Allah yang bernama Syaikh Shibkhi ketika beliau sudah mati. Ada salah satu sahabatnya bermimpi dengan beliau. Kemudian bertanya?
"Apakah anda sudah bertemu Allah?"
Syaikh Shibky bercerita tentang dirinya yang diampuni dosanya bukan karena haji dan sholatnya. Tetapi karena keikhlasan dalam beramal.
Pernah suatu saat beliau (Syaikh) sedang berjalan tiba-tiba melihat kucing yang kedinginan. Maka diambilah dan dimasukan dalam baju beliau dan diberi selimut.
Keikhlasan dalam menolong menjadi sebab diampuni dosa beliau. Ditambah sifat kasih sayang yang dimiliki oleh Syaikh Shibki dalam menolong makhluknya Allah SWT Â agar tidak kedinginan.
Ketiga, ada cerita yang patut diambil dari kisah sosok almarhum K.H. Dimyati Rois Kaliwungu.
Suatu saat K.H. Dimyati atau yang lebih akrab di panggil Mbah Dim, ketika melihat putranya Gus Alam yang sedang membunuh klabang. Kemudian beliau melarangnya.
Walaupun Gus Alam beralasan khawatir nanti akan membahayakan orang banyak. Tetap saja Mbah Dim melarangnya.