Mohon tunggu...
lukmanbbs
lukmanbbs Mohon Tunggu... Guru - lukmanbrebes

Ngaji pikir dan dzikir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memperlakukan Binatang dengan Baik

1 Februari 2021   08:41 Diperbarui: 1 Februari 2021   08:48 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setalah ulat diajak bicara secara baik-baik. Alhasil esok harinya, tanaman bawang merah milik K.H. Subhan Ma'mun bersih dari ulat yang memakan daun bawang merahnya. Perlakuan dengan baik, kepada semua binatang apapun, walaupun kepada satu ekor ulat, ternyata mampu membawa ribuan ulat lainya pergi semua, dari sawah yang milik K.H Subhan Ma'mun yang ditanami bawang merah.

Dalam kepergian ribuan ulat dari sawah, ternyata hanya sawah yang ditanamin bawang merah milik K.H. Subhan Ma'mun saja. Sedangkan sawah yang di tanami bawang merah milik teman-teman K.H. Subhan Ma'mun, masih terkena serang hama ulat. Sehingga mereka harus menyemprot ulat tersebut dengan pestisida.

Singkat cerita, beberapa minggu kemudian, alhamdulillah tanaman bawang yang ditanam secara berkelompok bersama K.H. Subhan Ma'mun, dapat dipanen semua. Walaupun hanya K.H. Subhan Ma'mun sendiri yang tidak banyak mengelurkan uang untuk beli obat-obatan mengusir ulat. Karena ulatnya telah pergi dengan sendirinya. Mungkin teknik inilah yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu dalam memindahkan binatang ulat ketempat asalnya, termasuk K.H. Subhan Ma'mun yang diberi salah satu keistimewaan oleh Allah SWT dapat berkomunikasi dengan binatang ulat.

Perlakuan dengan binatang ulat oleh K.H.Subhan Ma'mun, ada sedikit berbeda dengan perlakuan yang diberikan pada semut dan tikus.

Menghindari tempat untuk berwudlu karena ada semut.
Pernah, pada suatu hari K.H. Subhan Ma'mun mau mengambil air wudlu, untuk aktivitas sholat malam, namun ketika beliau sampai di tempat wudlu, terlihat segerombolan semut yang berjalan beriringan dari tempat wudlu menuju tempat lain.

Melihat segerombolan semut tersebut. Maka K.H. Subhan Makmun yang awalnya mau mengambil air wudlu di tempat tersebut, tidak jadi. Beliau menghindari dan tidak mau mengganggu gerombolan semut yang sedang berjalan beriringan.

Aktivitas yang baik, tidak dibarengi dengan perilaku yang kurang baik, walaupun hanya mengganggu segerombolan semut. Inilah yang disampaikan oleh beliau. Mungkin dengan kita memberi jalan kepada semut menjadi perantara dimasukan disurga oleh Allah SWT dan terhalang oleh jilatan api neraka.

Sebagai santri yang sering ikut ngaji dengan beliau. Penulis berusaha mengambil ketauladanan yang beliau ajarkan, bagaimana cara memperlakukan binatang dengan baik dan tidak mengganggunya. Karena kita harus menyayangi semua binatang. Walaupun terhadap binatang yang menjijikkan seperti tikus.

Sebagimana cerita tikus yang dibantu oleh K.H. Subhan Ma'mun agar dapat keluar dari tong sampah.

Cerita ini dapat dikatakan, cerita yang membuat diri K.H. Subhan Ma'mun sendiri agak takut maupun terasa jijik, tetapi beliau memaksakan diri harus menolongnya. Karena terdengar berkali-kali usaha tikus agar bisa keluar dari tong sampah belum meraih hasil.

Awal cerita K.H. Subhan Ma'mun menolong tikus dari tongsampah sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun