Mohon tunggu...
lukmanbbs
lukmanbbs Mohon Tunggu... Guru - lukmanbrebes

Ngaji pikir dan dzikir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Ibadurrahman

24 Desember 2020   20:41 Diperbarui: 24 Desember 2020   20:56 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adapun keberadaan kemiskinan yang dialami oleh orang-orang yang tawadhu, menjadi penerimaan diri yang ikhlas terhadap pemberian Allah SWT. Dan pada satu sisi lain, dapat dikatakan kehidupan  yang membahagiakan pula. Sebab dengan kemiskinan akan mendapatkan kemudahan melakukan pendekatan kepada Allah dalam beribadah. Karena  dengan kondisi miskin, saat mau beribadah tidak diributkan oleh urusan harta dan pekerjaan yang tiada henti.

Miskin sebenarnya  juga relatif. Ketika kita berkumpul dengan orang-orang miskin lainnya dan melihat kehidupan mereka, ternyata kita jauh lebih kaya. Karena orang lain pada satu sisi tidak punya apa-apa. Sehingga banyak yang Ia miliki tidak dimiliki oleh orang lain.  Padahal hakikatnya kita semua kaya. Kita dimodali oleh Allah tenaga, pikiran dan  panca indra sebagai modal utama untuk berusaha.

Kalau kita selalu mensyukuri apa yang diberikan oleh Allah SWT. Maka dapat dikatakan dalam diri kita, menjadi orang yang kaya. Karena kehidupannya sudah tercukupi oleh Allah SWT.

Perlu hati-hati dengan bentuk miskin yang  akan membawa kefakiran. Kita harus berusaha agar tidak berada pada level tersebut dan selalu memohon perlindung dari-Nya. Yaitu  seorang fakir yang tidak mengukur kadar kemampuannya. Inilah yang akan menjadikan kefakiran mendekati kekufuran.

Berlindunglah kepada Allah SWT dari fakir dan perilaku hidupnya selalu memaksakan diri, menjadi manusia yang selalu meminta-minta dalam setiap harinya. Mari kita juga jaga, jangan sampai menjadi fakir yang  sampai mencurahkan seluruh waktu dan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan materi semata. Sehingga akhirnya meninggalkan ibadah kepada Allah SWT. Karena kekurangan dalam keuangan.

Kita berharap mudah-mudahan dapat digolongkan menjadi  manusia miskin saja. Yaitu manusia yang terus membutuh Dzat Yang Maha Kaya Allah SWT,  sebagai  Dzat Maha Pemberi. Maka hal inilah yang disarankan  kepada umat  Rasulullah untuk menjadi orang miskin sebagaimana doa Nabi Muhammad SAW "Berilah kehidupanku miskin dan matiku miskin pula."

Satu sisi menjadi orang miskin  hidupnya menjadi tenang, tidak dikejar-kejar pekerjaan,  dan memiliki kekuatan akan butuh kepada Allah.
Hatinya merasa hina di hadapan Allah.

Meskipun kita sedang memiliki harta banyak, tetap masih butuh Allah, sehingga selalu memohon diri kepada Allah. Maka tidak ada kesombongan dalam diri, merasa sudah lebih dan tidak butuh Allah lagi.

Diakhir ngaji, beliau memberi pesan kepada para jamaah. Berbahagilah dengan ilmu yang didapat. Karena dengan ilmu dapat memberi petunjuk pada orang yang butuh petunjuk. Yang kedua niatlah dalam mendatangi acara walimah di samping memiliki arti ibadah dan dakwah, tidak ketinggalan pula untuk membuat bahagia yang menyelenggarakan  walimah.
Wallahu 'alam bishowab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun