Masih ingat dengan video rekaman ini?
Tentu anda juga masih ingat pesan inti yang terkandung pada video tersebut. Pada akhirnya banyak penonton video ini ikut-ikutan mengatakan "Hancur Indonesia" dengan maksud mengutip perkataan beliau yang ada pada video tersebut.
Namun, tahukah anda bahwa sebuah lontaran perkataan bisa menjadi doa? Apalagi sosok pemimpin yang dimaksud dalam video itu kini benar-benar mendekati realita prediksi yang disampaikan. Maka jika pemimpin dianggap melakukan kesalahan maka para pihak yang dipimpin adalah korban dari kesalahan tersebut. Dalam hal ini para korban bisa saja disebut sebagai pihak yang terzalimi.
Dalam pemahaman Islam pihak terzalimi memiliki kesempatan doa yang sangat mudah terkabul. Silahkan baca lebih lengkapnya pada artikel kompasianer mbak Sifa Sanjurio berikut ini. KLIK BACA ARTIKEL.
Oleh karena itu sahabat semua, relakah kita NKRI ini hancur karena ucapan-ucapan atau update status sosmed kita yang bermuatan doa tersebut? Mohon dipertimbangkan lagi deh. Jika sosok pemimpin kini menjabat dinilai kurang memadai bagi keselamatan NKRI maka biaya dan resiko yang harus ditanggung untuk mengganti pemimpin itu jauh lebih ringan daripada kehancuran negeri ini karena ucapan dan status sosmed kita. Hati-hati lho. Inti dari pesan saya ini cuma ingin mengajak kita untuk lebih berhati-hati dengan ucapan dan status sosmed. Karena iklim perpolitikan di NKRI sepertinya terus menghangat bahkan cenderung panas seiring pergantian musim.
[luk/17-Maret-2015]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H