Pembelajaran berdiferensiasi yang bertumpu pada peran guru sebagai fasilitator harus dengan semangat membawa suasana lingkungan belajar yang menyenangkan, dapat mengetahui kebutuhan belajar murid yang beragam, peran guru yang dapat mempengaruhi minat bakat dan tumbuh kembang murid diharapkan memiliki pemahaman yang terus berkembang secara terus menerus tentang kemajuan kognitif afektif dan psikomotorik murid-muridnya dengan berkelanjutan, agar bisa merencanakan pembelajaran berdiferensiasi yang menjunjung kebersamaan dan saling menghargai dan berkeadilan, guru juga perlu berkomunikasi dan membangun hubungan saling percaya dengan murid-muridnya untuk mengetahui perasaan, latar belakang, keinginan, minat dari murid-muridnya agar tumbuh motivasi yang positif.Â
Kesemua informasi dan kekuatan tersebut kemudian akan digunakan oleh guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai untuk murid-murid mereka, dengan harapan murid-murid akan merespon dengan baik pembelajaran yang telah dirancangnya, guru diharapkan berkomitmen untuk mengetahui dimana posisi murid-muridnya saat mereka akan belajar dan mengaitkannya dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan agar merdeka belajar yang berorientasi pada keberpihakan murid.
Pembelajaran berdeferensiasi dapat disimpulkan sebuah bagian usaha guru dengan strategi pembelajaran yang memanusiakan semua murid karena keunikannya dan keberagaman kemampuan, minat dan gaya belajar masing-masing murid yang beragam untuk mendapatkan cara belajar yang baik yang dapat meningkatkan potensi murid, tentang nilai-nilai kemerdekaan belajar, nilai kebersamaan keadilan untuk perkembangan murid secara holistik,dari  kreatifitas dan bantuan guru dalam menyusuaikan strategi pembelajaran.
Cara melaksanakan pembelajaran berdeferensiasi ini dapat dilakukan dengan memetakan kebutuhan belajar murid melalui tiga aspek yang pertama adalah kesiapan belajar yaitu kesiapan murid untuk mempelajari materi baru diantaranya: pengetahuan, konsep dan keterampilan awal yang saat ini dikuasai oleh murid, miskonsepsi, tingkat perkembangan kognitif, afektif dan fisik; keterampilan berpikir, dan sebagainya. Kedua adalah minat belajar Suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya dan yang ketiga adalah profil belajar merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dan lain-lain.
Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal, dengan pemetaan kebutuhan pelajaran murid ini harus menjadi dasar bagi praktik berdiferensiasi pembelajaran yang guru lakukan dikelas, setelah kita mengidentifikasi kebutuhan murid kita maka kita kemudian dapan menetukan strategi ada 3 contoh dan cara strategi berdiferensiasi antara lain pertama diferensiasi konten yaitu  materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum. Diferensiasi proses merujuk pada strategi membedakan proses yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami isi  materi. sedangkan diferensiasi produk yaitu merujuk pada strategi memodifikasi produk hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari.
Yang terpenting disini adalah peran guru sebagai sutradara yang merancang skenario pembelajaran yang tertulis  dalam rancana pelaksanaan pembelajaran yang efektif  dengan metode dan media  alat penilaian yang tepat dengan tujuan belajar yang berdasarkan pemetaan kebutuhan belajar yang sudah teridentifikasi di awal, dan  guru juga yang  membantu dengan sabar dan mendampingi murid saat mengalami kesulitan dengan memberikan hak yang sama yaitu kesuksesan pembelajaran dan kemerdekaan dalam belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas, pembelajaran berdiferensiasi yang berpihak kepada murid berkesinambuangan dengan pemikiran filosofi Ki Hadjar Dewantara adalah pendidik diibaratkan seorang petani dan murid diibaratkan bulir binih yang berkwalitas berbeda yang disemaikan untuk menghasilkan hasil yang maksimal maka guru yang diibaratkan petani harus memiliki banyak strategi dengan penuh ketulusan dan kesabaran dalam menghasilkan tumbuh kembang murid yang diharapkan sesuai dengan kodratnya, membentuk mental,keinginan atau keterampilan siswa,membangun semangat kepecayaan diri,kemandirian kepada siswa untuk mewujudkannya tidak bisa hanya melihat dari memahami karakteristik siswa,Â
dengan kekuatan sekolah yang ada guru dapat melakukan pendekatan manegemen perubahan dengan inkuiri apresiatif BAGJA dan penanaman budaya positif dapat membangun suasana kondusif aman dan menyenangkan dan sangat berkaitan dengan peran dan nilai guru penggerak dalam pembelajaran antara lain:Mandiri, Reflektif, Kolaboratif,Inovatif, serta berpihak kepada murid yang akan mewujudkan visi guru penggerak mencetak murid yang berprofil pelajar Pancasila dan merdeka belajar.
Semoga saya tetap berkomitmen dalam praktik baik untuk keberpihakan kepada murid dan menguatkan visi dan nilai guru penggerak untuk mengubah pembelajaran yang lebih baik dan bermakna. Aamiin...
Salam sehat dan bahagia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H