Mohon tunggu...
Lukman Awalludin
Lukman Awalludin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa instansi UNIKOM

Nama saya Lukman Awalludin, saya lahir di Bandung pada 22 Juli 2004. Sebagai anak tunggal, saya tumbuh dengan nilai-nilai tanggung jawab dan kemandirian yang tinggi, yang sangat membantu dalam perjalanan akademik dan organisasi saya. Saat ini, saya sedang menempuh pendidikan di Universitas Komputer Indonesia, program studi Ilmu Komunikasi. Saya memilih jurusan ini karena keinginan saya untuk melanjutkan pendidikan yang telah saya tempuh saat SMK, yaitu jurusan Multimedia. Ilmu komunikasi memberi saya peluang untuk mengembangkan keterampilan yang relevan dengan latar belakang multimedia saya, terutama dalam hal menyampaikan pesan yang efektif melalui berbagai platform.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perjalanan Kepemimpinan dan Tanggung Jawab Mengatasi Tantangan di Dunia Akademik dan Organisasi

8 Oktober 2024   23:50 Diperbarui: 9 Oktober 2024   10:50 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo, nama saya Lukman Awalludin, saya lahir di Bandung pada 22 Juli 2004. Saat ini saya tinggal di Kota Cimahi. Saya adalah seorang anak tunggal, sebagai anak tunggal, saya tumbuh dengan nilai-nilai tanggung jawab dan kemandirian yang tinggi, yang sangat membantu dalam perjalanan akademik dan organisasi saya. 

Saat ini, saya sedang menempuh pendidikan di Universitas Komputer Indonesia, program studi Ilmu Komunikasi. Saya memilih jurusan ini karena keinginan saya untuk melanjutkan pendidikan yang telah saya tempuh saat SMK, yaitu jurusan Multimedia. Ilmu komunikasi memberi saya peluang untuk mengembangkan keterampilan yang relevan dengan latar belakang multimedia saya, terutama dalam hal menyampaikan pesan yang efektif melalui berbagai platform.

Selama perjalanan pendidikan, saya banyak terlibat dalam kegiatan organisasi, yang memberikan saya kesempatan untuk berperan penting dalam beberapa situasi yang menuntut kepemimpinan, kerja sama, dan rasa tanggung jawab. Dua pengalaman yang paling berkesan dan mendalam adalah ketika saya berhasil menurunkan biaya perpisahan sekolah saat SMK, serta ketika saya membantu dalam operasi Search and Rescue (SAR) korban bencana longsor di Sumedang.

Ketika saya duduk di kelas 12 SMK, saya menjadi salah satu panitia perpisahan sekolah. Tugas ini awalnya terlihat sederhana—merencanakan dan mengelola sebuah acara yang akan menjadi kenangan manis bagi semua siswa. Namun, satu tantangan besar segera muncul. Banyak teman saya yang merasa keberatan dengan biaya yang cukup tinggi untuk mengikuti acara tersebut. 

Sebagai salah satu anggota panitia, saya merasa bertanggung jawab untuk menemukan solusi yang dapat membuat semua siswa ikut serta tanpa merasa terbebani secara finansial. Ini bukan hanya tentang acara perpisahan, tetapi juga tentang memberikan kesempatan kepada semua teman saya untuk menikmati momen terakhir mereka di sekolah tanpa ada yang tertinggal.

Saya memulai dengan mengumpulkan masukan dari berbagai teman tentang apa yang mereka inginkan dalam acara perpisahan dan berapa anggaran yang mereka anggap wajar. Ini memberikan saya wawasan yang lebih jelas tentang ekspektasi mereka dan membantu saya dalam merancang pendekatan yang lebih realistis. 

Setelah itu, saya bersama tim panitia melakukan negosiasi ulang dengan berbagai vendor, termasuk tempat acara, penyedia makanan, dan dekorasi, untuk mencari alternatif yang lebih ekonomis tanpa mengorbankan kualitas acara. Kami juga melakukan pendekatan kepada pihak sekolah dan alumni untuk mendapatkan dukungan sponsor, yang berhasil menutupi sebagian besar biaya acara.

Dengan kerja keras dan komunikasi yang efektif, akhirnya kami berhasil menurunkan biaya perpisahan secara signifikan. Ini membuat semua teman saya merasa lebih nyaman dan tidak keberatan untuk membayar. Keberhasilan ini tidak hanya mengajarkan saya tentang pentingnya mendengarkan kebutuhan orang lain dan bernegosiasi secara cerdas, tetapi juga memperkuat ikatan saya dengan teman-teman seangkatan. Kami bisa menikmati acara perpisahan dengan penuh kebahagiaan tanpa ada yang merasa terbebani secara finansial.

Selain itu, pengalaman saya dalam operasi Search and Rescue di Sumedang mengajarkan saya tentang pentingnya empati dan kerja sama tim dalam situasi krisis. Keterlibatan saya dalam membantu korban bencana memperkuat rasa tanggung jawab saya terhadap masyarakat dan memperkaya perspektif saya tentang pentingnya komunikasi yang efektif dalam situasi darurat. 

Kedua pengalaman ini telah membentuk saya menjadi individu yang lebih peka terhadap kebutuhan orang lain, baik dalam konteks personal maupun profesional, dan memperkuat tujuan saya untuk terus berkembang di bidang ilmu komunikasi.

Setelah lulus dari Ilmu Komunikasi UNIKOM, saya berharap dapat membangun karier yang sukses di bidang komunikasi, baik di media, periklanan, public relations, maupun sebagai komunikator profesional yang berpengaruh. Saya ingin mengembangkan jaringan profesional yang kuat dan terhubung dengan orang-orang yang bisa berdampak besar dalam industri ini. Dengan keterampilan yang saya miliki, saya berharap dapat berkontribusi dalam perubahan sosial dan mendukung kampanye yang bermanfaat bagi masyarakat. Saya juga berharap untuk terus belajar dan mengembangkan diri, agar tetap relevan dan beradaptasi dengan dinamika dunia kerja yang terus berubah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun