Ali setuju untuk membeli unta itu. Tak lama kemudian, ia bertemu seorang Badui yang menanyakan apakah unta tersebut dijual. Ali menjawab "iya" kemudian Badui itu membelinya seharga tiga ratus dirham secara tunai.
Ali segera pulang dengan membawa uang, membuat Fathimah tersenyum senang mendengar kisah yang baru saja terjadi. Kemudian, Ali pergi ke masjid dan disambut oleh Rasulullah. Nabi tersenyum dan bertanya, "Hai Ali, kau yang ingin memberitahu kabar padaku, atau aku yang memberimu kabar?"
Ali menjawab, "Engkau saja yang memberiku kabar, wahai Rasulullah."
Nabi berkata, "Tahukah kau siapa seorang laki laki yang menjual unta kepadamu dan seorang Badui yang membelinya darimu? Itu adalah malaikat Jibril dan Israfil (dalam riwayat lain, Mikail). Allah telah mengganti enam dirham yang kau berikan dengan 300 dirham, 50 kali lipat."
Kisah dari kitab al-Aqthaf ad-Daniyah ini menunjukkan betapa tulusnya Ali dalam membantu orang lain, meski dengan mengorbankan kebutuhannya sendiri. Kisah ini mengajarkan kita bahwa keikhlasan dalam memberi, meski dalam keterbatasan, akan selalu diganjar dengan balasan yang berlipat ganda oleh Allah. Seperti Sayyidina Ali yang tak ragu mengutamakan kepentingan orang lain, jadikan sedekah sebagai bagian dari hidup kita. Dengan bersedekah, kita tak hanya membantu sesama, tetapi juga membuka pintu rezeki yang lebih luas dan keberkahan yang tak terduga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H