Mohon tunggu...
Lukmanul Hakim
Lukmanul Hakim Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis salah satu usaha untuk mengikat ilmu. Aktifitas saya sebagai jurnalis warga menjadikan selalu untuk menulis berita. Begitu juga sebagai kontributor TVMU untuk wilayah Brebes, mesti menulis Naskah narasi berita. Jadi Menulislah...menulis...dan menulis...Salam Literasi

Kontributor TVMu untuk Kabupaten Brebes

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Grup WhatsApp Alumni Sekolah Perlukah?

11 September 2020   00:10 Diperbarui: 21 Mei 2021   01:14 2019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Grup WhatsApp Alumni Sekolah (nextren.grid.id)

Dengan berkembangnya teknologi saat ini, kita bisa berkomunikasi dengan teman lama, teman kecil yang sudah tidak ada kabarnya. Dengan media sosial seperti facebook, instagram dan lainnya menjadi tersambung kembali ikatan pertemanan yang sempat terputus karena jarak dan waktu.

Baca juga : Lingkungan Whatsapp Grup, Efektifkah?

Media whatsapp saat ini menjadi pilihan utama untuk berkomunikasi dengan berbagai orang dari rekan kerja, komunitas, teman TK, SD, SMP, SMA, kuliah. Semuanya tergabung di dalam grup Whatsapp. Berapa grup Whatsapp anda ? 50 kah 100 kah atau lebih ?

Penulis memiliki ratusan grup WA dari alumni SD/MI, sampai teman kuliah dan rekan kerja maupun komunitas. Hampir komunikasi setiap hari melalui WA, sehingga sejam saja tidak membuka WA sudah ratusan pesan belum terbaca. Mungkin sering - sering untuk pembersihan file agar tidak tersimpan banyak chat dan file dari grup WA.

Baca juga : Menakar Dinamika Whatsapp Grup dan Filosofi "Aja Adigang, Adigung, Adiguna"

Salah satunya grup adalah grup WA alumni sekolah, tentu sangat senang ketika bertemu teman lama melalaui grup WA, bisa bertanya tentang kabar dan bagaimana aktfitasnya sekarang. Persabatan pun terangkai kembali.

Namun, dengan berbagai karakter teman alumni sekolah atau alumni kelas di sekolah, seringkali penulis merasakan ada gap tertentu. Buktinya, setiap penulis berkomentar atau menulis di grup, tidak ada yang komentar. Giliran yang komentar salah seorang yang akrab dahulu, baru dikomentari dan banyak respon.

Baca juga : Ketika WhatsApp Grup Sering Tinggal Menyisakan Saya Sendirian

Ketika hal itu sudah sulit mengatasinya, maka solusinya lebih baik keluar dari grup WA. Bukan bermaksud memutus ikatan silaturahmi teman lama, tetapi lebih baik seperti itu, komunikasi bisa kapan saja. Jadi, bagi anda yang aktif di grup WA Sekolah lalu memilih milih untuk berkomentar, maka lebih baik perbaiki diri, jangan pilih kasih dalam berkomentar. 

Lukmanul Hakim, KBC-05

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun