Bertemu dengan penulis buku secara langsung dan mendapatkan tandatangan dari buku yang dibeli tentu merupakan kebanggaan tersendiri. Dari buku yang berujudul "Bermuhammadiyah dengan Ceria dan Mencerahkan", penulis seolah mendapatkan angin segar mendapatkan pencerahan. Seperti yang diketahui bahwa Muhammadiyah ialah suatu gerakan Amar ma'ruf nahi munkar dan tajdid yang bersumber kepada Al Qur'an dan As-Sunnah.Â
Menurutnya, menggerakkan Muhammadiyah tidaklah mudah, pengurus Muhammadiyah bukanlah pekerjaan tetap. Pengurus juga tidak mendapat imbalan berupa materi, sehingga Muhammadiyah membutuhkan seseorang yang memiliki kesadaran tinggi dan penuh keikhlasan serta semangat tinggi.Â
Sebetulnya menjadi pengurus Muhammadiyah adalah sebuah penghormatan sekaligus kepercayaan, sehingga semestinya jabatan yang diemban perlu disyukuri. Bagaimana seseorang berada di jalan dakwah dalam agama, semoga termasuk dalam golongan orang yang bertaqwa. Bukanlah setiap hari kita berdoa," Robbanaa hablanaa min azwaajinaa wadzurriyyatinaa qurrota a'yun waj'alnaa lilmuttaqiina imaama"Â yang artinya," Yaa Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenag hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang yang bertaqwa.
Gerakan Muhammadiyah yang mesti digerakkan
Ibarat roda yang lapuk dan tak mampu berputar, sehingga gerobak atau sepeda tidak bisa digunakan. Hal ini disebabkan roda tidak diperbaiki, bahkan membiarkannya lapuk dimakan usia. Begitu juga dengan gerakan di Muhammadiyah, untuk menggerakkannya dibutuhkan dua faktor dan syarat penentu.Â
Faktor yang pertama menurut profesor Dr. HM Dailamy SP adalah harus memiliki keyakinan yangkuat bahwa apa yang dimisikan Muhammadiyah adalah benar. Misi Muhammadiyah yang mencerahkan dan berusaha untuk memberikan manfaat kepada orang lain, tentunya harus kita yakini akan kebenarannya.Â
Hal ini bukan berarti menganggap diri paling benar, namun dalam organisasi tentu harus ada ghiroh atau semangat tinggi untuk meyakini misi yang dibawanya, sehingga cepat bergerak dan berkiprah. Setidaknya, Sang Profesor yang menjabat sebagai wakil ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah ini membaginya ada 8 argumen atau alasan tersebut.
Pertama, Muhammadiyah adalah gerakan dakwah amar ma'ruf nahi munkar
kedua, Islam yang akan digerakkan adalah islam yang berdasarkan al-Qur'an dan Sunnah maqbulah
ketiga, sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah bersifat mutawashithah atau moderat
keempat, gerakan Muhammadiyah bersifat simultan, meliputi urusan agama dan urusan sosial kemasyarakatan, pribadi dan masyarakat, urusan lahir bathin, urusan orang yang akan hidup dan urusan orang yang akan mati
kelima, Muhammadiyah bekerja untuk meujudkan aqidah islamiyah yang murni, bersih dari kemusyrikan, khurafat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
keenam, Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tanpa tambahan dan perubahan dari orang lain.
Ketujuh, Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada Al Qur'an dan Sunnah Rasul
Kedelapan, dalam gerakan Muhammadiyah mendasarkan kepada tiga prinsip dasar yang ada pada Muqaddimah Anggaran Dasarnya yakni, Hidup itu haruslah berdasar tauhid, hidup itu bermasyarakat, hidup dengan segala aktifitasnya haruslah ittiba' kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Demikian cuplikan awal dari buku yang hari ini penulis dapatkan dari Prof.Dr. HM. Dailamy SP yang mengisi kajian Ahad Pagi di Masji Arrosyad Desa Larangan Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Larangan ini dilaksanakan rutin setiap bulan sekali pada pekan kedua.
Kompasianer Brebes
Lukmanul Hakim - KBC-05
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H