Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Jurnalis - wartawan

Menulis adalah bekerja untuk keabadian - P.A.Toer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Deja Vu Men-Shi : Dipotong Telinganya Oleh Kertanegara dan Skema Debt Trap Diplomacy

7 April 2023   16:37 Diperbarui: 7 April 2023   21:30 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pangkalpinang ---- Sejarah jika dibaca ulang, tentu akan membangkitkan berbagai atribut rasa di nebula kalbu kita masing-masing. Sebagian ada yang terinspirasi, ada yang sedih termehek-mehek, bahkan ada juga yang berkobar rasa bencinya pada jalinan kisah yang ditulis. 

Oleh karenanya, dalam rubrik sejarah kali ini, editor khusus memilih sebuah epik kepahlawanan Raden Wijaya. Dalam suasana suksesi kerajaan-kerajaan Jawa pada masa itu. Di beberapa bagian kisah, nanti pembaca akan temui kecerdasan, sifat lihai dan ketepatan dalam mengambil keputusan dari salah seorang Raja Jawa. Selamat membaca. 

Utusan Khan dan Murkanya Kertanegara 

Sejarah mulai mencatat, tatkala Men Shi atau Meng-qi (), yang memiliki pangkat sebagai utusan Khan yang sengaja dikirim ke Jawadwipa. Kedatangannya tidak diterima dengan baik di sana. Penguasa Kerajaan Singasari, Kertanagara murka dan tidak mau tunduk kepada Mongol. Sesaat setelah Men Shi menyerahkan surat dari Khan. 

"Bilang pada rajamu, Singasari tidak sudi bertekuk lutut," hardik Kertanegara seraya mengacungkan keris emasnya. 

Sambil terus menyumpah atas kekurangajaran Men Shi, Kertanegara lalu menjatuhkan hukuman dengan mengecap wajah sang utusan dengan besi panas seperti yang biasa dilakukan terhadap pencuri, bahkan dengan keris saktinya Ia memotong telinganya, dan mengusirnya secara kasar. Mongol diinjak kepalanya dengan hina dina.

Kabar penghinaan tadi sampai juga ke telinga Kubilai Khan, Ia pun langsung mengumpulkan para pembesar kerajaa  dan akan membuat perhitungan dengan Kerajaan Singasari. Berdasarkan naskah Yuan shi, yang menceritakan sejarah Dinasti Yuan, sebanyak 20,000-30,000 prajurit dikumpulkan dari Fujian, Jiangxi dan Huguang di Cina selatan, bersamanya disiapkan pula 1,000 kapal serta logistik berperang untuk satu tahun. 

Pemimpinnya adalah Shi-bi (orang Mongol), Ike Mese (orang Uyghur), dan Gaoxing (orang Cina). Mereka bertiga adalah Panglima pasukam yang dikirimkan ke selatan, yakni Singasari di tanah Jawadwipa. Pasukan Yuan berangkat dari Quanzhou bagian selatan, lalu menyusuri pesisir Dai Viet dan Champa untuk menuju sasaran utama mereka. Negara-negara kecil di Malaya dan Sumatra tunduk dan mengirim utusan kepada mereka, dan komandan Yuan meninggalkan beberapa darughachi di sana. 

Diketahui bahwa pasukan Yuan sempat berhenti di Ko-lan (Biliton, sekarang Pulau Belitung) pada bulan Januari 1293. Setelah itu mereka berlayar menyusuri pantai utara jawa,sampai akhirnya mereka sampai di Pantai Tuban. 

Tapa yang didapat ketiga utusan tersebut para pembaca? Rupanya saat mereka mempersiapkan pasukan yang jumlahnya puluhan ribu tersebut, konstelasi politik di Jawadwipa telah berubah sama sekali. Kertanegara telah mangkat karena dibunuh oleh Jayakatwang dalam tragedi berdarah suksesi kepemimpinan di tanah Jawa. Jayakatwang inilah kepala pasukan yang memberontak terhadap kerajaan Singasari. Jayakatwang sendiri merupakan seorang Adipati di Kediri, negara federal Singasari, sebelum akhirnya memberontak dan berhasil membunuh Raja Kertanegara.

Sementara itu, justru menantu Kertanegara, Raden Wijaya mendapatkan pengampunan dari Jayakatwang yang memberontak. Blunder politik yang kelak akan disesali oleh pemberontak. Raden Wijaya bersiasat jitu akan menggunakan 'jasa pasukan' yang sebenarnya datang untuk ekspansi nanti.

Muslihat Raden Wijaya dan Terbentuknya Majapahit 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun