Mohon tunggu...
Lukman Yunus
Lukman Yunus Mohon Tunggu... Guru - Tinggal di pedesaan

Minat Kajian: Isu lingkungan, politik, agama dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Gibran Rakabuming Harus Hati-hati

20 Juli 2020   09:46 Diperbarui: 21 Juli 2020   07:55 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gibran Rakabuming dan AHY | Foto: Tribunnews

Gestur Gibran Rakabuming Raka saat bertemu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Kamis (11/8/2017) di Istana Negara, Jakarta, menjadi perbincangan banyak pihak. Orang awam melihat Gibran tampak seperti sosok yang angkuh saat konferensi pers dengan AHY. (Sumber: Liputan6).

Dalam pertemuan tersebut, warganet menyoroti gestur tubuh Gibran Rakabuming. Sebagian menilai bahwa cara duduknya mencerminkan kepribadian angkuh. Dimana dalam foto yang beredar Ia meletakkan kedua tangannya di atas pahanya. 

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa segala sesuatu dalam diri seseorang bisa dinilai dari sudut pandang perkataan, perbuatan maupun gerak-gerik atau bahasa tubuh. 

Sebagai contoh, mata melotot bisa dinilai sebagai ekspresi marah ataupun kaget. Selain itu menggaruk kepala tanda seseorang kebingungan atau sedang berpikir. Sehingga tidak bisa abai dalam hal mengelola gestur tubuh saat berhadapan dengan orang-orang. Apalagi sebagai seseorang publik figur. Ia mesti hati-hati.

Sedangkan menurut pakar deteksi kebohongan Handoko Gani, tangan yang diletakkan di atas paha seperti yang Gibran lakukan bukan tanda angkuh, melainkan dia tidak tahu teknik body language untuk public speaking. Berikut ini pernyataan pengamat tersebut saat diwawancarai oleh media liputan6.

"Gibran sebetulnya tidak belajar atau tidak mengikuti kaidah body language. Gibran tuh cuma punya dasar gerakan (saat konferensi pers) melipat tangan dan satu lagi tangan di atas paha. Itu gerakan orang enggak nyaman, enggak bisa teknik body language saat public speaking," kata Handoko saat dihubungi Health-Liputan6.com pada Jumat (11/8/2017).

Dalam konteks Pilwalkot Solo, Gibran Rakabuming adalah salah seorang yang akan bertarung dalam Pilkada mendatang. Tentu ini menjadi salah satu ujian penting baginya bagaimana mengelola bahasa tubuh saat sekarang ini. 

Konstituen memiliki karakter berbeda-beda, boleh jadi bahasa tubuh seorang kandidat menjadi bahan pertimbangan dalam memilih. Maka olehnya itu, tidak hanya Gibran Rakabuming dituntut untuk mempelajari teknik body language saat public speaking tapi juga kandidat hingga pejabat sekalipun.

Mengingat bahwa masyarakat kita sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, dan gerak-gerik tubuh menjadi sasaran penilaian baik buruknya seseorang. Jika saja ada bahasa tubuh yang salah, maka akan menjadi bumerang bagi kandidat itu sendiri. 

Sebagai contoh Gubernur DKI Jakarta, politik santun yang diejawantahkan dalam tutur kata dan perbuatannya menjadi salah satu modal kuat dalam memenangkan Pilgub DKI Jakarta pada beberapa tahun lalu. 

Jadi tidak bisa disepelekan hal ini oleh Gibran Rakabuming jika ingin persepsi masyarakat menilainya baik dalam konteks bahasa tubuh. Di luar itu, gagasan yang tertuang dalam visi misi juga menjadi hal penting yang mempengaruhi pemilih/konstituen dalam menentukan pilihan. Penulis kira, Gibran Rakabuming sudah mempersiapkan diri dengan baik dan tinggal bagaimana mengeksekusinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun