Kabinet Indonesia Maju (KIM) di periode ke-2 kepemimpinan Joko Widodo bisa dikatakan memiliki tantangan berat yang dihadapi saat ini. Salah satu tantangan tersebut ialah hadirnya wabah Covid-19 di tanah air memporak-porandakan berbagai sendi kehidupan manusia. Sehingga pekerjaan amat berat bagi setiap menteri untuk melakukan upaya preventif hingga resolusi atas masalah yang dihadapi saat ini.
Seperti yang sudah ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo di hadapan para menterinya untuk bekerja serius menghadapi pandemi Covid-19. Tidak tanggung-tanggung, Presiden dengan nada dan gesturnya terlihat marah dan jengkel atas kinerja para menterinya. Ancaman reshuffle juga disuarakan olehnya dalam pertemuan tersebut. Jelas ini menjadi lampu kuning bagi para menteri, perasaan was-was akan reshuffle pasti ada.Â
Sontak kabar para menteri akan di-reshuffle, dari sebagian para pengamat dan masyarakat biasa ikut andil menerawang siapa menteri yang akan diganti nantinya. Ada yang menyebut lima nama menteri yang dinilai pantas untuk digantikan, dengan pertimbangan kualitas kinerjanya buruk. Nama Menkumham hingga menteri BUMN disebut-sebut diprediksikan akan dipecat dari Kabinet Indonesia Maju (KIM).
Ada yang menarik perhatian publik yaitu peristiwa pasca Presiden Joko Widodo mengancam akan melakukan reshuffle, yaitu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menemukan obat anti Corona. Antara kabar baik dan buruk. Lantaran obat anti Corona yang dipromosikan oleh Mentan tersebut berbentuk kalung. Sehingga ada yang mempersepsikannya sebagai jimat. Alhasil, informasi tersebut menjadi viral alias trending, perhatian masyarakat tertuju pada Mentan.
Dikutip dari laman detik.com (6/7/2020) "Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) menegaskan kalung eucalyptus tidak diklaim sebagai anti virus. Meski demikian, kalung tersebut punya potensi membunuh virus".
Upaya Mentan menemukan obat anti Corona memiliki hubungan dengan ancaman reshuffle?
Variabel obat anti Corona dengan ancaman reshuffle boleh jadi memiliki hubungan. Jika ditelusuri kembali pidato Presiden Joko Widodo di hadapan para menterinya memang benar menyoroti seputar pandemi Covid-19.Â
Bagaimana cara memecahkan persoalan pandemi Covid-19 di tanah air? Mulai dari kesehatan, ekonomi, pendidikan dan sebagainya.Â
Sehingga atas kondisi tersebut, para menteri memiliki tanggungjawab menuntaskan persoalan tersebut. Tentunya melalui kebijakan-kebijakan yang dinilai produktif.Â
Merespons pidato tersebut, boleh jadi yang menggerakkan Menpan kemudian berupaya untuk menjawab masalah tersebut. Yaitu membuat eksperimen obat anti Corona berbentuk kalung.Â
Hanya saja persoalannya, apakah ini efektif menangkal Corona? Jika mendengar pernyataan Mentan, memang benar secara prosedur melalui Badan Litbang kementerian pertanian.Â
Seperti apa nanti hasilnya, akan sangat menentukan elektabilitas alias kepercayaan seorang Mentan, Syahrul Yasin Limpo di mata Presiden maupun rakyat Indonesia.
Mentan menemukan alternatif obat anti Corona, ini kabar luar biasa. Kementerian yang mengurusi soal pertanian masuk ke wilayah kesehatan menandakan sikap yang tepat sesuai anjuran Presiden Joko Widodo.Â
"Tolong perasaan ini harus sama..."
Kesamaan perasaan atau situasi kebatinan menghadapi pandemi Covid-19 inilah, pada akhirnya Mentan membuat secercah harapan. Kita dipastikan akan bebas dari pengaruh Corona, berkat penemuan kalung anti Corona. Nyawa rakyat Indonesia tidak akan dilahap oleh Corona lagi.Â
Namun bagaimana jika tidak berhasil? Mungkinkah ini akan mengancam posisi Syahrul Yasin Limpo sebagai Mentan saat ini? Beliau akan dipecat jika gagal? Itu adalah prerogatif Presiden Joko Widodo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H