Untuk itu, Benyamin Lola mengharapkan agar para orang tua terus mengontrol anak-anaknya agar tetap belajar mandiri di rumah. Karena sesuai juknis, para guru akan tetap membimbing, mengajar anak-anak didiknya secara online.
“Perlu saya ingatkan bahwa walau namanya diliburkan, tetapi anak-anak itu diharuskan belajar mandiri di rumah masing -masing. Mengikuti proses belajar mengajar yang diberikan para guru secara online. Para guru akan memberikan tugas dan pekerjaan rumah seperti biasa,” ujar Benyamin Lola.
Di saat belajar mandiri sekarang ini, Benyamin Lola meminta para guru untuk tetap membimbing anak didik melalui daring grup sekolah.
“Staf teknis kami di Dinas Propvinsi maupun Kabupaten Kota terus memantau proses belajar mengajar secara online ini. Perkembangannya terus diikuti. Selain itu, kami juga minta para guru melaporkan hasil proses belajar mengajar online ini kepada Dinas P dan K Kabupaten /Kota untuk PAUD, TK, SD dan SMP. Sementara yang untuk SMA dan SMK dilaporkan ke Dinas PK Provinsi ,” tandas Benyamin Lola.
Bagaimana Kesiapan Siswa dan Guru Di NTT?
1. Golongan awam IT
Untuk daerah Provinsi NTT, sebagian siswa maupun guru masih awam dengan metode pembelajaran E-learning. Masih banyak guru dan murid yang belum mengetahui cara penggunaan aplikasi belajar E-learning. Sehingga pemerintah perlu melakukan edukasi dan sosialisasi terkait metode pembelajaran E-learning tersebut.
2. Golongan tidak tersentuh infrastruktur jaringan
Tidak bisa dipungkiri, di NTT masih terdapat beberapa wilayah yang sulit mengakses internet karena tidak adanya infrastruktur jaringan. Sehingga menjadi penghambat dalam menerapkan pembelajaran E-learning seperti yang dihimbau pemerintah.
Berdasarkan ulasan di atas, dapat ditarik satu kesimpulan bahwa ketimpangan dalam hal infrastruktur pendidikan begitu memprihatinkan. Di tengah kepungan wabah global ini, sekolah diliburkan yang artinya di NTT sebagian besar daerahnya libur juga kegiatan belajarnya. Bisa dibayangkan, mereka selama libur panjang ini tidak mendapatkan asupan ilmu pengetahuan, berbanding terbalik dengan kondisi di perkotaan.
Kondisi ini menjadi catatan penting bagi setiap stakeholder, tentunya dalam mencarikan solusi pemecahan masalah ini. Kita berharap kedepannya Indonesia bisa maju pendidikannya, tentu dengan menyediakan sarana dan prasarana penunjang seperti yang dibahas di atas. Dengan begitu kita akan sampai pada tujuan pendidikan nasional yang maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H