Inggris merupakan salah satu negara dengan sektor perekonomian yang maju, bahkan berdasarkan produk domestik inggris adalah terbesar kelima di dunia. Kedekatan antara Indonesia dengan inggris sudah terjadi sejak lama, banyak kerjasama yang telah dilakukan oleh kedua Negara tersebut, diantaranya yaitu pada sektor perdagangan. Inggris siap untuk memaksimalkan perdagangan dengan negara-negara ASEAN termasuk Indonesia, dibuktikan dengan penandatanganan JETCO (Joint Economic and Trade Committee) tepat pada hari senin 26 April 2021. JETCO merupakan forum dialog tingkat menteri antara Indonesia dan Inggris untuk mendorong hubungan perdagangan dan investasi kedua negara melalui peningkatan kerja sama. Pembentukan JETCO ialah rekomendasi dari JTR (Joint Tade Review) yang dilakukan oleh Indonesia dan Inggris. JTR sendiri adalah gabungan kajian yang dilakukan guna menyusun rekomendasi dalam rangka peningkatan bidang investasi dan perdagangan, selain itu Inggris juga merupakan negara penerima investasi asing terbesar kedua.
Indonesia dan Inggris memiliki hubungan kerja sama bilateral yang cukup kuat, terlebih dengan berbagai pencapaian dan penguatan posisi Indonesia di kancah internasional. Pemerintah Inggris melihat Indonesia sebagai kekuatan berpengaruh di kawasan dan memiliki shared values dan prioritas kerja sama internasional yang sejalan dengan Inggris. Antara lain hubungan bilateral dalam aspek perekonomian, aspek politik, aspek sosial dan budaya, serta aspek masa depan hubungan bilateral Indonesia dengan Inggris.
Hubungan bilateral Indonesia dengan Inggris dimulai saat pelaut inggris datang ke Nusantara guna mencari rempah-rempah dan komoditas ekonomi lainnya seperti emas dan hasil pertanian. Sejak empat abad silam, koneksi Indonesia dengan inggris sudah berlangsung hingga sekarang. Mengapa ada pelayaran dari Inggris ke Indonesia? Dikarenakan waktu itu VOC, dewan dagang Hindia Belanda mengatur perekonomian di Nusantara, VOC menjual komoditas pertanian dan sumber daya alam lainnya untuk di jual ke Eropa. Komoditas pertanian dan rempah-rempah diekspor menggunakan armada kapal laut, jalurnya adalah Inggris -- Indonesia, Belanda dan negara-negara Eropa Utara atau negara Nordik atau yang lebih dikenal sekarang dengan sebutan Norwegia. Sebetulnya, Inggris sangat berkepentingan menguasai Asia Tenggara karena negara-negara tropis di Asia Tenggara melimpah dengan rempah-rempah dan hasil bumi lainnya. Dan karena itulah komoditi rempah-rempah sangat diminati di Eropa. Namun ternyata, Inggris kalah cepat dengan Belanda yang sudah duluan menjajah Indonesia.
Indonesia dan Inggris sepakat untuk meningkatkan kerja sama dan memperluas sektor investasi Inggris di Indonesia hingga ke infrastruktur. (REUTERS/Toby Melville).Jakarta, CNN Indonesia- Pemerintah Indonesia memastikan hengkangnya Inggris dari persekutuan negara-negara Uni Eropa (Brexit/British exit) tidak akan mengganggu hubungan kerja sama Indonesia dengan Inggris. Justru, kerja sama yang telah disepakati ketika Inggris masih menjadi bagian dari Uni Eropa tetap akan dijalankan, namun secara bilateral. "Kami bisa sepakati beberapa ketetapan. Kami bisa menggunakan format kerja sama di Uni Eropa untuk bilateral dengan Inggris," tutur Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Affandi, Kamis malam (6/4).Namun demikian, Rizal belum merinci potensi kerja sama yang bisa diciptakan kedua negara. Ia hanya bilang, banyak pengusaha Inggris yang tertarik untuk bekerja sama menanamkan duitnya untuk berinvestasi di negara berkembang, seperti Indonesia.Â
Inggris merupakan salah satu investor dan mitra perdagangan terpenting bagi Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir ini, Inggris semakin memberikan perhatian positif terhadap potensi ekonomi Indonesia. Hal ini tercermin antara lain dari penetapan Indonesia sebagai salah satu dari 19 "Priority High Growth and Emerging Markets" pada rencana strategis 5 tahunan lembaga UK Trade and Investment /UKTI. Posisi penting Indonesia ini ditegaskan pemerintah Inggris pada tahun 2010, dalam laporan berjudul"Great Expectations:Doing Business in Emerging Markets"yang disusun oleh UK Trade & Investment dan Economist Intelligence Unit berdasarkan surveiter hadap 500 orang pengusaha. Indonesia dimasukkan sebagai salah satu negara tujuan investasi utama di luar negara-negara BRIC (Brazil, Rusia, India dan China). Inggris merupakan salah satu dari 5 (lima) negara investor terbesar di Indonesia selama 3 (tiga) tahun berturut-turut. Indonesia dimasukkan sebagai salah satu negara tujuan investasi utama di luar negara-negara BRIC. Di luar sektor migas, sebagian besarinvestasi Inggris di Indonesia bergerak di bidang konstruksi, industri makanan, industrikimia, barang logam, pertambangan, transportasi dan komunikasi, industri makanan, perdagangan, hotel dan restoran, elektronik dan jasa.
Duta besar  Inggris untuk Indonesia dan Timor leste Owen Jenkins mengatakan perdagangan Inggris-Indonesia sangat memungkinkan untuk diperluas ke sejumlah sektor, "Saya senang karena JETCO ini akan mendorong kita lebih jauh untuk meningkatkan perdagangan dan kerjasama," jelas Owen. Owen mengungkapkan JETCO ini dilengki dengan tawaran Inggris yang lebih luas ke Indonesia, termasuk pembiayaan Ekspor Inggris (UKEF) yang dapat mendukung Indonesia dengan pembiayaan jangka panjang yang sangat kompetitif (hingga 4 miliar poundsterling) untuk dapat mencapai tujuan pembangunan Indonesia. Namun, Indonesia memiliki persyaratan konten local bawah, yang berpotensi menjadi disinsetif bagi bisnis.Â
Hal itu akan menjadi salah satu bahan diskusi dengan pemerintah Indonesia. "memikirkan bagaimana setidaknya dalam jangka pendek Indonesia dapat mengurangi hambatan itu atau mencari cara bagi bisnis inggris untuk masuk sehingga dapat membantu mengembangkan industri di sisni" terangnya. Nilai perdagangan Inggris dan Indonesia mencapai 2,6 milliar poundsterling, setara hampir Rp 60 triliun. Namun capaian ini seharusnya bisa lebih tinggi. Pada sektor energi sendiri baru terbarukan di Indonesia bisa mencapai lima kali lipat dari kapasitas produksi energi saat ini. Indonesia bisa menjadi negara adidaya dalam energi bersih dan perusahaan Inggris dapat membantu menghadirkan teknologi Inovatif di bidang seperti energi arus laut dan juga hidrogen.
Selama ini, kerja sama dengan Inggris lebih banyak di sektor keuangan. Kemungkinan, kerja sama di masa yang akan datang juga masih berada di sektor tersebut. Namun, bukan tidak mungkin kesepakatannya bisa bertambah dan merambah ke proyek-proyek lain. "Dia (Inggris) banyak menawarkan di sektor keuangan. Nanti ada misi di Mei, akan datang dari Inggris yang kami hubungkan dengan proyek infrastruktur," imbuh Rizal. Senada dengan Rizal, Menteri Koordinator Bidang Perdagangan Internasional Inggris Liam Fox membenarkan bahwa kerja sama kedua negara tetap berlangsung, sekalipun Inggris telah memutuskan untuk keluar Uni Eropa. Bahkan, Inggris ingin memperkuat kerja sama tersebut, khususnya di sektor perdagangan.
Sementara itu, Menteri perdagangan Internasional Inggris Liz Truss mengatakan bahwa pada tahun 2050, Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu dari lima ekonomi terdepan secara global dan telah melakukan perjanjian menetapkan ambisi Inggris untuk memperkuat hubungan perdagangan dan investasi antara kedua negara serta membuka pasar baru untuk perusahaan-perusahaan Inggris, selain itu Komisaris perdagangan Inggris untuk Asia Pasifik Sam Myers mengatakan bahwa MoU tersebut merupakan langkah penting untuk memperdalam hubungan perdagangan Inggris dengan Indonesia, sebagai ekonomi terbesar ASEAN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H