Kuingat masa di mana ku terjaga
Siang malam dengan mata terbuka
Fokus akan tulisan demi tulisan, menulis jawaban demi jawaban
Hanya demi sebuah selembar pemberitahuan.
Setiap pagi mulai menyapa kulakukan lagi
Semua kegiatan yang biasa kulakukan diabakan
Kuganti dengan focus pada tulisan serta soal itu
Hanya untuk satu hari penentuan
Adakalanya aku ingin berhenti
Beristirahat sejenak
Ataupun berhenti total
Namun kuingat wajah ibuku yang tersenyum.
Hanya dengan itu membuatku dapat bangkit
Sekali lagi bangun dan melanjutkan
Demi harapan mendapatkan keberhasilan
Di hari yang ditentukan....
Kupandang kata di secarik kertas itu
Mengatakan bahwa diriku berhasil
Bahwa semua kerja keras
Serta malam demi malam telah terbalaskan
Rasa senang, Bahagia serta haru menjadi satu
Kutaktau harus berkata apa dan berwajah apa
Yang kutau adalah bahwa rasa yang membuncah dalam dadaku serasa akan meledak.
Tak melihat bahwa tanpa sadar wajahku membentuk senyum lebar.
Kualihkan pandanganku dan bertemu dengan wajah ibu.
Ah.., dia tersenyum dengan lebar dan mengeluarkan suara gembira
Kutersenyum lembut sambal memberinya secarik kertas itu.
Ibu.. aku telah berhasil
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H