Mohon tunggu...
lukiluki ananta
lukiluki ananta Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

INTROVERT

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah RA Kartini

6 Agustus 2022   01:17 Diperbarui: 6 Agustus 2022   01:38 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tahun 1885, ibu Kartini bersekolah di Europesche Lagere School (ELS) atau bersetara dengan Sekolah Dasar (SD). Anak pribumi Indonesia yang diberi izin untuk mengikuti Pendidikan di ELS, hanya orang tuanya merupakan pejabat tinggi pemerintah. Bahasa pengantar di ELS adalah bahasa belanda, sehingga ibu kartini bisa meningkatkan kemampuan dalam bahasanya.

Namun, ibu kartini tidak bisa melanjutkan Pendidikannya ke jenjang berikutnya dikarenakan ditentang oleh ayahnya. Ia dipaksa menjadi seorang putri bangsawan sejati dengan mengikuti adat istiadat yang berlaku. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumahnya saja.

Ibu kartini memiliki ketertarikan dalam membaca buku maka dari itu selama ia dirumah yang dikarenakan ayah nya tidak memperbolehkannya melanjutkan Pendidikannya akhirnya ibu kartini selama dirumah ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan dibacanya di taman rumah. Ibu kartini jadi gemar membaca dan sering bertanya kepada ayahnya.

Ibu kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa(Belanda) yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Lalu,timbulah keinginannya untuk memajukan kehidupan wanita di Indonesia. Baginya, wanita tidak hanya didapur saja,tetapi harus mempunyai ilmu.

Maka dari itu ibu kartini mengumpulkan teman-temannya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Di tengah kesibukannya, ia tidak berhenti membaca bukunya dan menulis surat kepada teman-temannya yang berada di Negeri Belanda.

ibu kartini sempat menulis sebuah surat kepada Mr.J.H Abendanon dan memohon agar ia diberikan beasiswa untuk bersekolah di negeri Belanda.

Namun, beasiswa tersebut tidak sempat dimanfaatkan oleh ibu kartini karena ia dinikahi oleh orang tuanya dengan Raden Adipati Joyodinigrat setelah menikah,ia harus ikut suaminya ke daerah Rembang.

Suami dari ibu kartini mendukung ibu kartini mendirikan sebuah sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung pramuka. Ibu kartini melahirkan seorang anak yang diberi nama Soesalit Djojoadhiningrat, pada tanggal 13 september 1904. Ibu kartini dimakamkan di desa bulu,Kecamatan Bulu,Rembang.

Setelah ibu kartini wafat, Jacques Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirikan oleh R.A kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat menjadi Menteri kebudayaan, Agama, dan kerajinan Hindia Belanda. Pada surat-surat R.A Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi saat itu, terutama kondisi peribumi. Sebagai besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khusunya menyangkut budaya di jawa yang dipandang sebagai penghambata bagi kemajuan wanita di jawal. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menutut ilmu selebar-lebarnya tanpa ada larangan bagi perempuan jawa untuk memiliki kebebasan menutut ilmu.

Presiden Soekarno yang mengeluarkan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai pahlawan kemerdekaan nasional sekaligus menetaplan hari lahir Kartini tanggal 21 april, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai hari kartini

Pesan dari R.A Kartini 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun