Mohon tunggu...
Lukianto Suel
Lukianto Suel Mohon Tunggu... Freelancer - Biasa, tak ada yang istimewa

Menulis itu seperti berbicara tanpa lawan...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Percikan Dua Hati

3 Maret 2024   14:58 Diperbarui: 3 Maret 2024   15:01 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sambil minum es teh dan makan makanan kecil Naryo tak banyak cakap disamping pikirannya yang kusut itu, dia memang kelaparan. Yanni juga diam membiarkan pemuda itu tenggelam dalam pikiran. Diam-diam ia perhatikan Naryo, namun entahlah apakah naryo juga memperhatikan dia? Namun akhirnya Yanni tak tahan dengan kebisuan tersebut.

"Kak Naryo, dari tadi kulihat melamun terus..."

Naryo terdiam sejenak pandangan mereka bertatapan, namun kemudian ia kembali mengalihkan pada sedotan es tehnya dan menyeruputnya sedikit.

"Boleh tahu kak....maaf ya...." Sambung Yanni.

Naryo menghela nafas panjang. Perlahan ia alihkan pandangannya ke wajah gadis dihadapannya. Mereka bertatapan dan rasa sejukpun merasuk perlahan kedalam hati keduanya.

"Biasalah Yan....cari inspirasi....." jawab Naryo.

"Cari inspirasi atau.........." Balas Yanni.

" Yaa....ya.... anu.. lagi mikir perut lapar, kantong isinya hanya pulpen" Cepat2 Naryo memotong.

"Aduh, jangan begitu kak....Eh, tapi ngomong-ngomong nanti sore aku pengin belanja, kakak bisa antar?" Tanya yanni

"Kau ini bagaimana Yan... aku kan...."

"Halaaah.... Sudah! Sudah! Soal itu jangan kakak pikirkan. Sekali-sekali aku yang traktir Jangan kak Naryo terus...." Potong Yanni...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun