Mohon tunggu...
Lukianto Suel
Lukianto Suel Mohon Tunggu... Freelancer - Biasa, tak ada yang istimewa

Menulis itu seperti berbicara tanpa lawan...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Percikan Dua Hati

3 Maret 2024   14:58 Diperbarui: 3 Maret 2024   15:01 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bunga bunga yang tumbuh disekitar halaman kampus telah mulai mekar kembali. Seirama dengan hembusan angin yang terhembus, kendati musim kering belum lagi usai. Didepan papan pengumuman nilai beberapa mahasiswa berkerumun melihat-lihat nilai hasil ujian mereka. Terkadang terkadang percakapan riuh diantara mereka, mengomentari hasil yang terasa kurang baik yang telah mereka terima atas hasil ujian mereka.

Diatas sana, matahari melahap apa saja yang tidak terhalang oleh benda-benda alam cahayanya tepat jam sebelas siang inimemancar cukup terik, menyebabkan beberapa pemuda dan pemudi kampus berkali-kali mengusap dahinya yang basah oleh keringat.

Naryo, diam-diam termenung sambil memadang kesibukan para mahasiswa dan mahasiswi yang simpang siur didepannya. Sambil menanti kuliah jam ketiga siang itu. Dosen belum lagi datang untuk mengajar, sehingga ia masih sempat menikmati sebatang rokoknya yang tersisa. Sambil terdiam entah memikirkan apa. Hembusan asap rokoknya membumbung  merayap disela-sela koridor ruang kuliah, meliuk-liuk oleh angin siang yang terasa kering dan hangat. Ada kegelisahan namun juga ada kelegaan yang memenuhi relung hatinya. Diam-diam ia juga bersyukur bisa mengikuti jadwal kuliah akhir-akhir ini. Walaupun sebagai mahasiswa  ia juga disibukkan oleh kegiatan dari Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Pers mahasiswa, membuatnya harus bisa mengatur waktu.

Selembar daun kering dari pohon bougenvile melayang perlahan menyentuh tanah yang kering.Kemudian secara tidak sengaja terinjak oleeh kaki dua sejoli yang tengah bergandengan, Nampak bahagia sekali,disela-sela keramaian kampus siang itu.

Hmmm.... Mesra sekali mereka, gumam Naryo dalam hati.Pemuda ini hanya tersenyum.ia juga memiliki idaman hati dikampus, namun entah karena apa ia tak berani mengungkapkan dihadapan gadis itu. Kapan aku bisa seperti Dalam lamunannya, ia sering memikirkan itu, namun akhirnya sampai sejauh ini hanya sebatas pikiran saja.

Jam tangan telah menunjukkan pukul sebelas duapuluh. Berarti kosong lagi. Dosen pengajar itu bilang jika limabelas menit sesuai dengan jadwalnya ia tak hadir ia tidak akan mengajar saat itu. Selanjutnya tinggal menunggu jadwal kuliah penggantinya. Antara lega dan jengkel karena pasti ada waktu yang bakal tersita untuk kuliah pengganti. Ahh.....aku pengin istirahat dulu pikirnya, namun akhirnya yang terasa adalah perutnya yang lapar. Hal itu membuatnya beranjak dari tempat duduknya, sambil menjentikkan puntung rokok yang tinggal satu setengah senti.

Sudah empat hari ini ia tak pergi kewarung langganannya berhutang. Hutang bulan itu sudah cukup baynyak, transfer dari orangtuanya belum sampai, rokok tinggal sebatang tadi. Mungkin jam tangan ini masih laku untuk makan tiga hari kedepan, ah nantilah pikirnya. Ibunya bilang kirimannya agak terlambat sekitar dua hari, namun juga ia masih berharap honor tulisannya disebuah majalah akan segera sampai.

Baru saja kakinya melewati depan gerbang kampus, sebuah suara yang ia kenal betul memanggilnya. Ia memutar lehernya perlahan. Nah benar kan, disampingnya telah berjalan seorang gadis yang selama ini memenuhi saat jelang tidur malamnya. Ia kini berjalan disampingnya sambil tersenyum.

"Mau kemana kak Naryo?" Tanya gadis yang memang setahun dibawahnya.

"Mau ke warung, mau ikut Yanie?" jawabnya cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun