Mohon tunggu...
Luki Amima
Luki Amima Mohon Tunggu... karyawan swasta -

1. Alumni STAIN Parepare Jurusan Syariah 2013 2. Putra asli daerah Parepare, Sulsel

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Siapa Bilang Cerai "Jalan Terakhir"?

12 Desember 2014   22:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:25 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua masalah di dunia ini memiliki penyelesian dan jalan keluarnya masing-masing. Hanya terkadang kita yang terlalu mengedepankan ego dan nafsu sehingga dalam menghadapi masalah semua tak terkontrol dan berakibat pada jatuhnya kita pada posisi penderitaan. Banyak di antara kita yang masih belum bisa mengelolah bathinnya, bahkan memberikan asupan kepada bathin sebagai penggerak tubuh.

Perceraian jarang mendapat perhatian dari pemerintah, penyelesaiannya hanya diserahkan kepada Pengadilan Agama sebagai lembaga yang mengangani persoalan tersebut. Padahal Pengadilan Agama juga memiliki keterbatasan dalam menyelesaikan perkara perceraian yang tiap tahun terus meningkat dan tak pernah menurun. Di sisi lain, Kementerian Agama dalam hal ini KUA juga sangat terbatas untuk bisa membantu dalam pencegahan masalah perceraian. Sehingga masalah perceraian itu bukannya tidak diupayakan secara maksimal namun dukungan dan perhatian dari berbagai pihak masih minim.

Pernahkah kita melihat masalah perceraian dipublikasikan? Kalau ada (bahkan banyak) paling seputar perceraian artis. Tetapi kita jarang memikirkan perceraian yang terjadi di masyarakat. Ironisnya, jika tidak dapat berpartisipasi dalam penanganan bahkan pencegahannya yang seharusnya lebih awal. Itu karena kita tidak bias seenaknya melainkan “pihak yang berwenang” seperti yang telah disebutkan, kurang pro aktif dalam menjemput masalah ini.

Memang terlihat sepele, tetapi dampak yang terjadi setelahnya itulah yang akan menimbulkan banyak persoalan terutama anak yang ditinggalkan. Masih untung jika orangtuanya bertanggungjawab dalam memperhatikan kebutuhan dan masa depan anaknya.

Singkat bahwa ada beberapa yang hal bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya perceraian. Meskipun biasa-biasa aja tapi praktikkanlah maka perceraian itu takkan pernah terjadi.

Sebelum menikah, perhatikan tips sederhana ini.

1. Pilihlah calon yang tepat, bukan calon yang asal kita suka tanpa melihatnya dari dalam

2. Lihat asal asal usul keluarga, apakah baik-baik atau “broken home”

3. Perhatikan akhlaknya, jangan termakan rayuan

4. Dia harus bertanggungjawab dan bijak

5. Studinya baik, pekerjaannya baik serta pergaulannya juga baik

Setelah menikah, tanamkan hal ini.

1. Saling pengertian, saling menutupi dan tidak saling mempermalukan

2. Kuatkan kepercayaan yang kuat, jangan saling mencurigai

3. Penuhi kewajiban masing-masing serta tanggungjawab sebagaimana mestinya

4. Perlancar komunikasi, jangan saling berdiam diri dan menutup-nutupi masalah

5. Perkuat ibadah, cegah amarah, ucapan yang tak perlu serta perhatikan ke depannya.

Semoga bermanfaat. Selanjutnya akan saya kembangkan dan pembahasannya lebih dalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun