Mohon tunggu...
Lukas Budi
Lukas Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Biografometrik Nusantara

Biografometrik Nusantara (grafonomi,deteksi kebohogan, tes integritas, )

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Pegi Setiawan Kerap Hindari Kontak Mata saat Diperiksa

6 Juli 2024   07:28 Diperbarui: 9 Juli 2024   10:19 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul itu diambi dari teletex di CNN pada tanggal 10/7/24, Pegi Setiawan adalah tersangka kasus Vina Cirebon saat ini pada proses pra peradilan. Tulisan teletex ini kalau boleh diartikan dari pembuatnya bahwa pegi setiawan ada kecenderungan berbohong pada saat diperiksa karena pegi setiawan kerap menghindari kontak mata.

Yang menjadi pertanyaan, pada saat diperiksa apakah hanya karena kerap menghindari kontak mata dapat dikatakan cenderung bohong?. Bagaimana kalau yang diperiksa itu seseorang yang pekerjaannya sebagai marketing, pasti sangat kooperatif dan akan sering kontak mata. Apakah tersangka yang sering kontak mata dapat dikatakan cenderung jujur?. Hal ini dapat mengakibatkan false positive atau false negative.

Oleh karena itu untuk mengambil kesimpulan saat pemeriksaan, apakah terperiksa terindikasi bohong atau jujur, tidak boleh hanya berdasarkan satu tanda saja tetapi harus merupakan suatu cluster atau sekumpulan tanda- tanda. Maka Untuk menentukan seseorang yang diperiksa dalam suatu pemeriksan atau interview pengamatannya lebih menyeluruh yaitu  mulai dari awal  pemanggillan, apakah segera datang atau menunda nunda kedatangannya?; kemudian sebelum masuk ruang pemeriksaan, apakah terperiksa duduknya mendekati pintu masuk atau menjauhi?,kemudian  saat menunggu diruang tunggu, apakahterperiksa  duduk dengan tenang atau gelisah ?, trus berdoa atau membawa benda benda keagamaan.

Setelah masuk ruang pemeriksaan atau interview mulailah dengan pertanyaan -pertanyaan yang netral artinya yang tidak berhubungan dengan kasus atau sesuatu yang ringan, ini bukan sekedar ice breaking tetapi untuk mengamati standar Bahasa tubuhnya dalam menjawab pertanyaan -pertanyaan netral tersebut, bagaimana arah gerak matanya, posisi kakinya, Gerakan tangannya, gerak mulutnya, nada suaranya apakah ada kekeringan di mulutnya, gerak tubuhnya.

Kemudian saat masuk ke pertanyaan -pertanyaan yang berhubungan dengan kasus atau perkara, perlu dipersiapkan susunan pertanyaannya, pada prinsipnya orang yang jujur makin lama akan membuat makin jelas permasalahnnya tetapi kalau permasalahannya makin tidak jelas ini salah satu indikator terindikasi bohong, bagaimana alibinya makin menjauh ke TKP atau disekitar TKP, seorang pembohong akan sangat teliti menyusun alibinya. Seorang yang terlibat kasusnya akan cenderung takut mengatakan kejadian sebenarnya dengan tegas.

Tanda- tanda mulai awal kedatangan sampai selesai pemeriksaan inilah yang dikumpulkan tanda tandanya, ini yang dimaksud suatu cluster/kumpulan untuk mengambil suatu kesimpulan,  apakah terperiksa terindikasi bohong atau jujur?, didalam suatu pemeriksaan sebelum interogasi biarkan terperiksa banyak bicara dengan perbandingan pemeriksa 30: 70. Pada saat permulaan ini jangan terlalu banyak pressure tetapi justru berikan banyak dukungan dan perkecil serta rasionalisasi tindakannya, sehinggan terperiksa akan banyak memberikan info jujur yang berhubungan dengan kejadiannya. Semoga berguna (penulis alumni American Polygraph Psychophysiology)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun