Dipojok halaman Makmur beristirahat sejenak sambil mencari udara segar keluar ruangan yang pengap dan berbau busuk, lumayan anggota serse Bali menyediakan kopi yang sudah mulai dingin, Makmur meminum pelan -pelan kopi tubruk Kintamani , yang katanya kopi kintamani terkenal enaknya, dan memang benar terasa di lidah sedikit pahit dan sepet membasahi tenggorokon dan kepala yang tadinya sedikit berat karena pusing menjadi ringan dan pandangan jadi terang dapat berpikir jernih lagi.
Lettu Makmur mencoba merangkai rangkai fakta- fakta yang didapat dengan kondisi TKP dan melakukan analisis didalam otaknya/clairevoyance . Kondisi Shelly yang masih berumur 7 tahun yang sebelumnya mendapat kasih sayang dan kemanjaan dari bapak tirinya, hari- hari nya dilalui dengan keceriaan, dunianya tiba tiba berubah total setelah ayahnya meninggal,perangai ibu tirinya berubah, Mengapa terjadi perubahan? Dan tega berbuat demikian ?
Kondisi ekonomi menjadi tekanan, harapan hidup nyaman dan perlindungan dari suami pupus, isteri yang tidak bekerja dan terbiasa hidup berkecukupan,dari awal ibu tirinya sudah tidak terlalu mengginginkan kehadiran anak pungut. Figure ibu yang jarang bersosialisasi. Kondisi ini menyebabkan Tujuan hidupnya runtuh, ekspektasinya gagal, stimulus positip dalam hidupnya mungkin lambat laun terkikis. Anntar saudara dan teman temanya mungkin tidak saling menopang ini yang dapat menimbulkan tekanan tekanan/Strain dalam hidup ibu tiri Shelly.
Mayarakat luas mencurigai ibuk angkatnay yang membunuh Shelly dan beredar isu bahwa semua kekayaan bapak tirinya diwariskan ke Shelly, Makmur berpikir berbeda, apa motifnya berbuat kejam. Mungkin Shelly diperlakukan kejam sampai menemui ajalnya karena korban keadaan, menurut Strain Theory ketegangan yang diderita ibu angkatnya akibat meninggal suaminya, capaian kesuksesan materinya pupus, usaha telor ayamnya juga gagal, ini semua merupakan stimulus negative, Bagi Sebagian orang Kondisi ini dapat meningkatkan marah dan frustasi sehingga untuk menuntaskan emosi-emosi ini Shelly yang jadi sasarannya.
“Pak Makmur TKP cukup?” lamunan Makmur buyar setelah ditanya bli Made , Waktu sudah menunjukkan pukul 4 waktu Denpasar, tim meninggalkan TKP dan Lettu Makmur langsung diantar ke penginapan , sebelum turun dari mobil, Makmur pesan ke bli Made” bli tolong siapkan saksi saksi yang besok akan saya periksa tetapi saksi saksi tersebut jangan diinterogasi dulu ya, biarkan tenang, siaap ndan, dijemput jam berapa ya besok ? sekitar pukul 8 “jawab Makmur.
Pagi itu setelah minum kopi dengan pak Kasat serse, Lettu Makmur langsung menuju ruang belakang bagian dari serse , letaknya paling belakang, supaya sepi sehingga yang diperiksa tidak terganggu suara dari luar, didepan pintu ruangan sudah menunggu salah satu saksi kunci Bernama Bagus pekerjaannya pembantu yang mengurus kandang ayam milik ibu tiri shelly.
Bagus badannya kurus tinggi hitam dan rambutnya ikal prndidikan tidak selesai SMP, ikut ibu tiri Shelly belum setahun dan sangat takut kepada ibu tiri shelly, “Ayo silahkan masuk” kata Lettu Makmur, kemudian dimulai protokol pemeriksaan ,didalam pretest interview bagus sudah mulai terbuka kesaksiannya dan mengatakan bahwa pada saat saya membuka pintu ruang tamu saya melihat ibu tiri shelly membentur- benturkan kepala Shelly ke lantai dan bajunya sudah berlumuran darah,saya ingin menghindar tetapi keburu dipanggil untuk ambil tali dan disuruh menjerat leher shelly, “kenapa kamu mau?” tanya lettu Makmur , jawab Bagus “diancam mau dipecat dan saya pikir shelly sudah meninggal “ jadi saya tidak bersalah.
Pada tahapan interogasi,Lettu Makmur ingin memfokuskan pada saat menjerat leher Shelly,apakah sudah meninggal atau belum, karena ini penting pada dampak hukumnya. “Bagus coba terangkan cara kamu menjerat leher Shelly,kamu tahu shelly sudah mati dari mana?’ tanya Lettu Makmur,” kamu pegang nadinya, chek hembusan nafasnya” tidak pak, lho katamu Shelly sudah mati, perkiraan pak, karena sudah tidak bergerak. “Pada saat kamu pasang tali di leher shelly reaksinya bagaimana/”tanya Makmur , “masih ada Gerakan kecil pak dan saat saya Tarik talinya masih terdengar rintihan juga pak”. “Berarti Shelly belum meninggal ya bagus? Penegasan kepada Bagus, ya pak maaf pak, saya siap menanggung akibatnya ”.
Pemeriksaan terhadap saksi ibu Tiri Shelly,syarat teknisnya tidak dapat diambil kesimpulan karena reaksi tubuhnya sangat kacau terlihat pada output grafiknya sehingga akan diulang lagi tetapi besoknya pada saat mau diperiksa, lawyer nya menolak untuk diperiksa lagi .
Hari keenam, Lettu Makmur meninggalkan Denpasar Bali, dengan suasana hati yang tidak ceria, karena bayangan peristiwa yang dialami Shelly sering mengganggu pikirannya, Shelly yang dunianya dengan dunia bermain bersama teman-temannya mengalami perlakuan kejam dari ibu tirinya, pukulan -pukulan benda tumpul di kepala dan punggungnya bukan saja luka baru tetapi ada yang luka lama dan sikecil Shelly tidak tahu kenapa yang dianggap ibu memperlakukan seperti itu sampai menemui ajal. “ah apa begini ya pekerjaan penyelidik, atau tidak perlu dipikir terlalu dalam dan dihayati ” Lettu Makmur bertanya pada dirinya sendiri. ( Denpasar peristiwa yang sulit dilupakan )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H