Mohon tunggu...
Lukas Budi
Lukas Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Biografometrik Nusantara

Biografometrik Nusantara (grafonomi,deteksi kebohogan, tes integritas, )

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Salahkah Aku

9 November 2022   10:30 Diperbarui: 9 November 2022   10:36 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dipojok halaman Makmur beristirahat sejenak sambil mencari udara segar keluar ruangan yang pengap dan berbau busuk, lumayan anggota serse Bali menyediakan kopi yang sudah mulai dingin, Makmur meminum pelan -pelan kopi tubruk Kintamani , yang katanya kopi kintamani  terkenal enaknya, dan memang benar terasa di lidah sedikit pahit dan sepet membasahi tenggorokon dan kepala yang tadinya sedikit berat karena pusing  menjadi ringan dan pandangan jadi terang dapat berpikir jernih lagi.

Lettu Makmur mencoba merangkai rangkai fakta- fakta yang didapat dengan kondisi TKP  dan melakukan analisis didalam otaknya/clairevoyance .  Kondisi Shelly yang masih berumur 7 tahun yang sebelumnya mendapat kasih sayang dan kemanjaan dari bapak tirinya, hari- hari nya dilalui dengan keceriaan, dunianya tiba tiba berubah total setelah ayahnya meninggal,perangai ibu tirinya berubah, Mengapa terjadi perubahan? Dan tega berbuat demikian ?

 Kondisi ekonomi menjadi tekanan, harapan hidup nyaman dan perlindungan dari suami pupus, isteri yang tidak bekerja dan terbiasa hidup berkecukupan,dari awal ibu tirinya sudah tidak terlalu mengginginkan kehadiran anak pungut. Figure ibu yang jarang bersosialisasi. Kondisi ini menyebabkan Tujuan hidupnya runtuh, ekspektasinya gagal, stimulus positip dalam hidupnya mungkin lambat laun terkikis.  Anntar saudara  dan teman temanya mungkin tidak saling menopang ini yang dapat menimbulkan tekanan tekanan/Strain dalam hidup ibu tiri Shelly.

Mayarakat luas mencurigai ibuk angkatnay yang membunuh Shelly dan beredar isu bahwa semua kekayaan bapak tirinya diwariskan ke Shelly, Makmur berpikir berbeda, apa motifnya berbuat kejam. Mungkin  Shelly diperlakukan kejam sampai menemui ajalnya karena korban keadaan, menurut Strain Theory   ketegangan yang diderita ibu angkatnya  akibat meninggal suaminya, capaian kesuksesan  materinya pupus, usaha telor ayamnya juga gagal, ini semua merupakan stimulus negative, Bagi Sebagian orang Kondisi ini dapat meningkatkan marah dan frustasi sehingga  untuk menuntaskan emosi-emosi ini Shelly yang jadi sasarannya.

“Pak Makmur TKP cukup?” lamunan Makmur buyar setelah ditanya bli Made , Waktu sudah menunjukkan pukul 4 waktu Denpasar, tim  meninggalkan TKP dan Lettu Makmur langsung diantar ke penginapan , sebelum turun dari mobil, Makmur pesan ke bli Made” bli tolong siapkan saksi saksi yang besok akan saya periksa tetapi saksi saksi tersebut jangan diinterogasi dulu ya, biarkan tenang, siaap ndan, dijemput jam berapa ya besok ? sekitar pukul 8 “jawab Makmur.

Pagi itu setelah minum kopi dengan pak Kasat serse, Lettu Makmur langsung menuju ruang belakang bagian dari serse , letaknya  paling belakang, supaya  sepi sehingga  yang diperiksa tidak terganggu suara dari luar, didepan pintu ruangan sudah menunggu salah satu saksi kunci Bernama Bagus pekerjaannya  pembantu yang mengurus kandang ayam milik ibu tiri shelly.

Bagus badannya kurus tinggi hitam dan rambutnya ikal prndidikan tidak selesai SMP, ikut ibu tiri Shelly belum setahun dan sangat takut kepada ibu tiri shelly, “Ayo silahkan masuk” kata Lettu Makmur, kemudian dimulai protokol pemeriksaan ,didalam pretest interview bagus sudah mulai terbuka kesaksiannya dan mengatakan bahwa  pada saat saya membuka pintu ruang tamu saya melihat ibu tiri shelly membentur- benturkan kepala Shelly ke lantai dan bajunya sudah berlumuran darah,saya ingin menghindar tetapi keburu dipanggil untuk ambil tali dan disuruh menjerat leher shelly, “kenapa kamu mau?” tanya lettu Makmur , jawab Bagus  “diancam mau dipecat dan saya pikir shelly sudah meninggal “  jadi saya tidak bersalah.

 Pada tahapan interogasi,Lettu Makmur ingin memfokuskan pada saat menjerat leher Shelly,apakah sudah meninggal atau belum, karena ini penting pada dampak hukumnya. “Bagus coba terangkan cara kamu menjerat leher Shelly,kamu tahu shelly sudah mati dari mana?’ tanya Lettu Makmur,” kamu pegang nadinya, chek hembusan  nafasnya” tidak pak,  lho katamu  Shelly sudah mati, perkiraan pak, karena sudah tidak bergerak. “Pada saat kamu pasang tali di leher shelly reaksinya bagaimana/”tanya Makmur , “masih ada Gerakan kecil pak dan saat saya Tarik talinya masih terdengar rintihan juga pak”.  “Berarti Shelly belum meninggal ya bagus? Penegasan kepada Bagus, ya pak maaf pak, saya siap menanggung akibatnya ”.

Pemeriksaan terhadap saksi ibu Tiri Shelly,syarat teknisnya tidak dapat diambil kesimpulan  karena reaksi tubuhnya sangat kacau  terlihat pada output grafiknya sehingga akan diulang  lagi tetapi besoknya  pada saat mau diperiksa, lawyer nya  menolak untuk diperiksa lagi .   

Hari keenam, Lettu Makmur meninggalkan Denpasar Bali, dengan suasana hati yang tidak ceria, karena bayangan peristiwa yang dialami  Shelly sering mengganggu pikirannya, Shelly yang dunianya  dengan dunia bermain bersama teman-temannya  mengalami perlakuan kejam dari ibu tirinya, pukulan -pukulan benda tumpul di kepala dan punggungnya bukan saja luka baru tetapi ada yang luka lama dan sikecil Shelly tidak tahu kenapa yang dianggap ibu memperlakukan seperti itu sampai menemui ajal.  “ah apa begini ya pekerjaan penyelidik, atau tidak perlu dipikir terlalu dalam dan dihayati ” Lettu Makmur bertanya pada dirinya sendiri. ( Denpasar peristiwa yang sulit dilupakan )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun