Mohon tunggu...
Lukas Budi
Lukas Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Biografometrik Nusantara

Biografometrik Nusantara (grafonomi,deteksi kebohogan, tes integritas, )

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Penyelidikan Tidak Diperdaya oleh Kebohongan

29 Agustus 2022   04:01 Diperbarui: 29 Agustus 2022   06:08 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa seseorang melakukan kebohongan?,mengapa tidak berkata jujur saja ? walupun konsekuensi dan akibat kebohongan ini  merugikan diri sendiri dan orang lain, pertanyaan ini sering timbul dalam benak kita.

Seseorang berbohong tidak berarti seluruh kehidupannya bohong dan seseorang berbohong pada sesuatu hal untuk menghindari konsekuensi.    

Kebohongan akan menyebabkan suatu kasus ataupun masalah sulit diselesaikan. Oleh karena itu seorang penyelidik seharusnya dapat mengenali informasi yang didapat bukan hasil dari suatu kebohongan.

Takut terdeteksi/ Fear of Detection dan tidak mau  menerima konsekuensi  yang menyebabkan seseorang berbohong. Kebohongan  dan perusakan Tempat Kejadian perkara(TKP)   pernah terjadi dan tercatat  di jaman Sebelum Masehi, Yaitu pada jaman Raja Salomo.

Alkisah pada saat  Raja Salomo memerintah Israel  kedatangan dua orang perempuan yang sedang bertengkar, salah satu perempuan menggendong bayi. 

Mereka sedang memperebutkan bayi tersebut dan  masing -masing perempuan itu mengaku bahwa bayi tersebut adalah miliknya. Raja Salomo  kemudian memerintahkan salah satu perempuan itu untuk menceritakan kronologi kejadiannya.

Kemudian mulailah salah satu perempuan tersebut  bercerita, kami tinggal berdua di dalam satu rumah,  kami masing -masing selesai melahirkan, pada suatu malam, kami berdua tertidur sangat pulas  dan anak perempuan ibuk itu mati karena ibuk itu menidurinya. 

Pada tengah malam ibu tadi bangun, lalu mengambil anakku dari sampingku, saat saya tidur, dibaringkanlah anakku itu disampingnya, sedang anaknya yang mati dibaringkan disampingku. (terjadi  perusakan TKP). 

Mereka terus bertengkar didepan Raja Salomo, tidak ada yang mau mengakui bahwa  anak yang mati adalah anaknya.

Lalu berkatalah Raja Salomo: "Ambilkan aku pedang, setelah pedang diambil, penggallah anak yang hidup itu menjadi dua bagian, berikan kepada masing- masing setengah bagian kepada kedua perempuan itu". 

Maka berkatalah salah satu perempuan yang bertengkar " Ya Tuanku berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali kali membunuh dia"tetapi perempuan satunya berkata"Supaya jangan Untukku ataupun Untukmu, Penggallah". Mendengar jawaban kedua ibu tadi Raja Salomo mengetahui siapa ibu sebenarnya dari bayi itu.

Raja Salomo mendapat Hikmat dari Tuhan melalui pendekatan psikologis tidak terperdaya  kebohongan dari salah satu ibu yang bersengketa tadi, walaupun TKP sudah dirusak.  .

Penyelidikan akan berhasil menyelesaikan suatu kasus apabila mengenali bahwa informasi yang didapat adalah benar atau informasi bohong tetapi penyelidik  dapat mengetahui indikasi   bohong. 

Supaya tidak terperdaya  kebohongan dari seseorang didalam penyelidikan, dapat dilakukan dengan beberapa Teknik yaitu dengan memperhatikan Bahasa tubuh,  jawaban verbal serta dengan Analisis grafik yang dihasilkan  instrumen Polygraph.  

Bahasa Tubuh orang yang berbohong akan bereaksi berbeda dengan orang yang jujur terhadap suatu pertanyaan. Reaksi tubuh setiap manusia dapat berbeda beda pada saat bereaksi apabila takut terdeteksi /fear of detection, oleh karena itu untuk mengetahui tanda kebohongannya, perlu diketahui dulu standart normal reaksi tubuh seseorang    pada saat menjawab  suatu pertanyaan yang dapat dipastikan jawabannya  benar. 

Kemudian standart normal dari reaksi tubuh  ini sebagai pembanding manakala ditanyakan pertanyaan yang menjadi masalah.  

Sebagai contoh pada saat mendengar pertanyaan dalam suatu penyelidikan  "Apakah kamu yang membunuh si A? " kemudian pada saat menjawab "tidak " bersamaan ataupun setelahnya, apakah  timbul reaksi tubuh berupa  gerakan yang tidak perlu, tangannya melakukan gerakan menyentuh area kepala atau  tangannya menyilang didepan?, selama penyelidikan  kontak  matanya apakah minimal, dan seterusnya. Dari reaksi tubuh ini dapat disimpulkan apakah  orang tersebut jawaban-jawabannya  terindikasi jujur atau bohong.

Kemudian Jawaban verbal, seseorang yang berbohong terhadap suatu pertanyaan, akan membuat suatu alibi yang sangat detail, atau saat menjelaskan suatu kejadian  tidak berani mengatakan "saya yang korupsi atau saya yang membunuh ".   

Pembohong akan memberikan jawaban atau penjelasan  semakin  tidak jelas dan kabur. Sebagai Contoh pernah dari suatu berita koran ditulis , seorang pejabat pemerintah ditanya Wartawan "apakah Bapak menerima uang dari si A, jawab pejabat tersebut," memang ada seseorang datang keruangan saya dan meletakkan amplop besar di meja saya, sampai sekarang amplopnya belum saya buka.

Selanjutnya mengidentifikasi  kebohongan seseorang  dengan Analisis grafik  dari reaksi tubuh yang dihasilkan instrument Polygraph, penjelasan ini  pernah di tulis di Kompasiana( judulnya "polygraph untuk memecahkan kasus kasus pelik"  9/8/22 hukum).

Yang berbahaya  adalah  penyesatan   dalam suatu penyelidikan  bila   saksi  semula jujur berubah menjadi bohong atau malah dapat memperdaya, Hal ini dapat terjadi akibat    seseorang mengalami tekanan terus menerus,penyelidik mempunyai konsep berpikir sendiri  atau kurang berpandukan barang bukti di TKP. Akhirnya penyelidik tidak berhasil dan terperdaya .  Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun