Mohon tunggu...
Lukas Budi
Lukas Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Biografometrik Nusantara

Biografometrik Nusantara (grafonomi,deteksi kebohogan, tes integritas, )

Selanjutnya

Tutup

Politik

Marah

28 Maret 2022   14:15 Diperbarui: 28 Maret 2022   14:17 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada CNN Indonesia tanggal 25 Maret 2022  "Marah Jokowi di Acara Bali: Ucap Bodoh hingga Larang Tepuk Tangan" Kejengkelan Pak Jokowi ini saat memberikan pengarahan kepada para Menteri, kepala Lembaga , Kepala Daerah, dan BUMN tentang afirmasi, pengakuan yang sunguh sungguh , bangga buatan Indonesia.

Yang jadi pertanyaan kenapa pak Jokowi sampai marah dan jengkel?   Apakah  Sebagian  pembantu presiden dan yang hadir dipertemuan tanggal 25 Maret 2022 di Bali ini" tidak memahami misi " pak Joko Wi?

Padahal selama ini gaya kepimpinan pak Jokowi  sangat santun, njawani, teposeliro, orang yang keliru diambil  "perasaannya".  Sering dihinapun tidak pernah meledak -ledak membalas, memaafkan, record pak Jokowi waktu menjadi walikota solo kemudian bergesar ke  Gubernur DKI selalu rendah hati. Tetapi kenapa pada saat rapat tanggal 25 Maret tersebut Pak Jokowi marah, garis- garis wajahnya kelihatan tegang, sampai -sampai keluar kata- kata "bodoh".

 

Pembantu presiden itu pinter -pinter, mereka  tahu misi yang diinginkan pak Jokowi yaitu didalam membelanjakan anggaran negara melalui pengadaan barang dan jasa harus mengutamakan  dengan membeli  produk dalam negeri dan terus meningkatkan  kandungan lokal, ini juga sudah tertulis di Peraturan Presiden (Perpres) tentang pengadaan barang dan jasa.

  Karena dengan membeli produk dalam negeri mendorong perekonomian Indonesia berjalan dengan baik, industri Indonesia berputar makin cepat  karena dagangannya ada yang beli, tetapi kenyataannya sebagaian pembantunya didalam pengadaan barang dan jasa malah membeli produk- produk luar negeri, celakanya  pak Jokowi tahu,  terindikasi beli barang import  tetapi dilabel produk dalam negeri.  artinya ini apa? Mereka tahu dan memahami keinginan pak Jokowi , tetapi membohongi , sudah keterlaluan. Inilah yang membuat marah dan jengkel pak Jokowi.

 Membaca uraian pidato beliau secara implisit, pak Jokowi memaklumi kalau itu produk teknologi tinggi yang tidak bisa diproduksi dalam negeri terpaksa import. Yang patut diacungi jempol Kemhan banyak Import produk luar negeri karena Indonesia memang belum dapat memproduksi barang berteknologi tinggi seperti pesawat tempur modern,kapal selam  tetapi berusaha untuk alih teknologi untuk memajukan Industri pertahanan didalam negeri, ini yang membanggakan.

Produk  dalam negeri yang jelas harganya tertelusuri, jadi kalau mau menaikkan harga yang tidak wajar  cepat ketahuan  apalagi harganya  sudah terdaftar di e-katalog, dan di Perpres juga sudah diatur, pengusaha mendapat keuntungan maksimal berapa persen dari harga barang.   Kalau dibandingkan dengan  barang-barang  import,harga sulit tertelusuri, agent dalam negeri dapat menego harga dengan principal / pabrikan di luar negeri dan ini antara mereka saja yang tahu.

Sebetulnya kalau agennya jujur, mereka tidak rugi, agen tersebut selain sudah dapat untung dari harga barang secara wajar, agen juga dapat potongan harga dari principal, Artinya kalau agent bermain bersihpun mereka sudah banyak keuntungan.

Oleh karena itu semuanya tergantung integritas seseorang didalam melaksanakan tugas negara  ini, bagaimanapun perundang- undangan kalau orangnya tidak berintegritas,undang -undang hanya sebagai etalase yang bagus untuk dipertontonkan tetapi tidak untuk dilaksanakan. Kalau dihubungkan dengan Nasionalisme,seperti kata pak Karno, nasionalis sejati nya adalah nasionalis yang timbul dari rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan. Seorang nasionalis sejati akan sedih melihat bangsanya menderita , bangsanya terpuruk , berbelas kasihan melihat perekonomian bangsanya  berjalan ditempat, tidak mencari kepentingan pribadi untuk memperkaya diri sendiri. Akan menjadi marah dan jengkel melihat kepentingan- kepentingan pribadi yang diutamakan bukan kepentingan bangsanya itulah Nasionalis tulen.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun