Mohon tunggu...
Lukas Budi
Lukas Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Biografometrik Nusantara

Biografometrik Nusantara (grafonomi,deteksi kebohogan, tes integritas, )

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terkuaknya Pembunuhan Istri Pegawai BUMN

28 Desember 2021   08:10 Diperbarui: 28 Desember 2021   15:55 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal tahun 1990   di perumahan  millik suatu BUMN berlokasi di Papua, masa peralian penamaan  Irian Jaya menjadi Papua, waktu menunjukkan sekitar pukul 9.00 pagi WITA, jalanan di kompleks tersebut kelihatan bersih dengan dengan bentuk bangunan yang hampir sama, pagar rumah yang tidak terlalu tinggi sehingga  kalau orang berjalan akan kelihatan  halaman rumah  tertata rapi serta pintu depan masih tertutup rapat - rapat, pada jam -jam tersebut . Sekeliling  komplek perumahan dipagar beton relative tinggi dan di luar pagar terdapat  perumahan  penduduk  asli Papua dan pendatang bercampur menjadi satu  yang tidak terlalu padat dan masih banyak pepohonan serta bentangan tanah kosong yang tidak digarap.

Komplek Perumahan ini hanya satu pintu masuk dan dibagaian depannya dijaga satuan pengamanan dengan berseragam biru rapi dan berbadan tegap, setiap orang yang masuk perumahan tersebut harus lapor Satpam, bahkan penjual keliling yang akan menawarkan jajanan ataupun sayur untuk ibu-ibu di perumahan tersebut  tidak luput dari pengecekan Satpam  yang berjaga di pintu gerbang perumahan ini. Petugas Satpam secara teratur   berpatroli menyusuri jalan di perumahan ini sambil mengecek pintu- pintu pagar perumahan. Jadi di perumahan tersebut terjaga aman . Perumahan ini lebih banyak ibu- ibu dan anaknya masih kecil -kecil, kebanyakan penghuninya  keluarga muda  sedangkan   para suaminya  bertugas diluar kota ataupun dilepas pantai.

  Petugas kebersihan  setiap pagi mendorong gerobaknya untuk menyapu  jalan dan mengangkut sampah, di depan rumah masih dalam pagar   tersedia  tong sampah pada masing- masing rumah. Kadang- kadang petugas sampah tanpa izin  membuka pagar untuk mengangkut  sampah untuk  memasukkan ke gerobak sampah. Kebiasaan yang cukup meriah manakala  tukang sayur lewat , maka ibu- ibu akan keluar sambil terjadi tawar menawar serta canda antar ibu- ibu komplek tersebut. Sesekali tukang sayur mencuri pandang ke ibu- ibu, karena para ibu- ibu yang rata -rata masih muda  tersebut sering  keluar rumah hanya berpakian  daster dan bagian atasnya tidak dikancing  dengan rapi  sehingga kelihatan belahan dadanya.

Pagi itu cuaca  mendung, angin berembus agak kencang , tanah Sebagian  becek akibat hujan tadi malam yang  lebat, jalan sepi tidak ada orang berlalu lalang seperti biasanya. Tukang sampah dengan mendorong gerobaknya  pelan karena masih terasa mengantuk, kemudian   kebiasaan berhenti didepan rumah yang ada pohon mangga di deretan tengah,  karena selain menganggkut sampah  paling banyak,  disitu terdapat guguran daun - daun mangga kering, sekalian menyapu daun daun yang mengotori jalanan di depan rumah tersebut.

 Seperti biasa tukang sampah mau  ambil   sampah, dengan  masuk halaman rumah, "ah kenapa  pagar sudah terbuka, apa ibu sudah keluar rumah", lalu melanjutkan ambil sampah dan memasukkan kegerobak, pada saat siap menyapu jalan yang agak becek tersebut terdengar suara berderik- derik  pintu diterpa angin, tukang sampah menengok untuk mengetahui dari mana asal suara tersebut , ternyata  berasal dari rumah yang barusan diambil sampahnya" ah kenapa pintu depan tidak ditutup".  Tukang sampah ingat sekali rumah itu adalah rumah dari ibu muda cantik, ramah yang sering  memberi kopi manakala selesai minta tolong membersihkan halaman rumahnya.

Lamunannya buyar saat  mendengar daun pintu berbenturan akibat tiupan angin  yang agak keras . "buk buk pintu depan belum ditutup" beberapa kali memanggil dari luar pagar tetapi tidak ada jawaban. Si tukang sampah mau berinisiatip menutupkan  pintu depan tetapi hatinya terasa tidak tenang, kenapa ya  pintu pagar juga terbuka   dan dipanggil- panggil tidak menjawab.

Kemudian Si tukang sampah menghubungi tetangga depan rumah dan memberitahukan situasi dan keadaannya. Bersama- sama memasuki rumah yang ada pohon mangganya dengan perasaan galau menuju pintu depan rumah yang memang  tidak terkunci, tetangga depan sebelum membuka pintu memangil- manggil"bu bu  permisi  dimana "tetapi tidak ada jawaban kemudian dengan melangkah pelan mereka mendorong pintu depan dan alangkah terkejutnya sambil berteriak" tolong -tolong  bu bu "mereka melihat ibu penghuni rumah itu kepala tertunduk tertutup sebagaian rambutnya dengan jeratan tali plastik warna merah  di lehernya yang bagaian atas tali diikatkan pada besi jendela krepyak,  dengan posisi lutut tidak menyentuh lantai dengan baju tidak dalam posisi terkancing berantakan tetapi BH nya masih terpasang, rok bawahnya sudah melorot sampai kelutut dan celana dalamnya masih terpasang.  Dari luar tubuh korban tidak kelihatan karena tertutup oleh gorden tetapi kalau diamati tali plastik yang terikat di jendela krepayak tersebut Nampak.

Tidak lama kemudian tetangga berdatangan, tetapi belum ada yang berani menyentuh tubuh korban , mereka memegang nadi  sudah tidak berdenyut dan nafasnya sudah tidak ada. tetangga menghubungi suami korban yang sedang berdinas diluar kota dan ke polisian, polisi  berdatangan segera melakukan olah Tempat Kejadian Perkara dan meminta informasi.  Siang hari ambulan datang untuk membawa jenazah kemudian rumah ditutup dan diberi police line. Malam hari di kompleks itu  suasana sepi tidak ada orang- orang keluar rumah, yang terdengar hanya Langkah Satpam melakukan  patroli  sesekali sambil memukul tiang listrik.

Beberapa hari dilakukan pemanggilan oleh kepolisian  resort terhadap penghuni kompleks tersebut untuk  dimintai keterangan sebagai saksi, mulai dari tukang sampah, tukang sayur , suami korban ,Satpam dan  tetanga korban termasuk pemanggilan beberapa tamu di perumahan tersebut yang tercatat di buku mutasi Satpam.

Hasil Visum et repertum (VER) sudah keluar  dengan keterangan  lebam di leher dan tulang leher retak , dikemaluan tidak ditemukan sperma. Polisi terus melakukan penyelidikan Tetapi yang diduga  pelaku  masih gelap belum ada titik terang siapa yang patut diduga menjadi pelaku pembunuhan. Berita di Surat kabar lokal dan televisi terus berlangsung dan makin lama beritanya makin tajam seolah olah Polisi mengalami kebuntuan. Berita pembunuhan  ini menjadi trending topik di masyarakat,   Untuk memecahkan kebuntuan penyelidikan ini ,  Kepolisian Daerah segera akan mendatangkan tim forensik dari pusat untuk membantu pengungkapan kasus pembunuhan ini supaya cepat tuntas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun